Thursday, August 31, 2006

Napak Tilas

Sekitar tahun 2001, pertengahan agustus.
Novi-wanita berdarah minang (untung bukan darah biru...), pertama kali menginjakkan kaki di kota Sapporo. Kota ini berada di pulau Hokkaido, pulau besar di utara Jepang. Ikut travel, dibiayai oleh host parentku..ehem. Jalan-jalan menikmati keindahan kota Otaru, Bie dan Tomita Farm (
http://www.farm-tomita.co.jp/e/). Di tengah menikmati kehidupan sebagai pelajar asing di Jepang sejak tahun 1997, aku selalu memohon kepada Allah swt agar dijodohkan dengan pria yang :
1. Seiman dalam Islam (ini mah wajib 'militer').
2. Lembut (bukan hantu loh).
3. Tinggi (jangan setinggi pohon kelapa).
4. Mengerti kehidupan di Jepang (ini agak maksa..)
5. Sholatnya bagus, bisa mengimami, dan bisa ngaji (buat tiket barengan ke surga nanti).
* 7 tahun hidup di Jepang suseh bener nemu jodoh!!...*

Tahun 2002, ada seorang perjaka bernama Diky-asli parahyangan, yang menapakkan kakinya pertama kali di Jepang, yakni di kota Sapporo. Pria ini datang untuk menimba ilmu..bukan air (yang jelas bukan di sumur yang dalam..ck..ck..ck). Tidak hanya berkutat di ruang labnya, sang Pria pun menikmati keindahan 4 musim di kota ini. Dan ia pun singgah di kota Otaru, Bie dan Tomita Farm (iya dong..kalo nggak rugi).
Karakternya (ku tahu belakangan):
1. Beragama Islam (alhamdulillah).
2. Lembut (beneran..nggak maksa nyocokin ama kriteria pria idamanku loh..)
3. Tinggi (nggak percaya?..ntar deh liat foto lanjutan).
4. Mengerti kehidupan di Jepang (kayaknya iya tuh..hehe).
5. Nah yang ini: siiip....alhamdulillah.

Aku percaya bahwa setiap perjalanan manusia itu pasti ada maknanya. Allah swt tidak akan melakukan ketetapan sia-sia pada siapapun umatnya yang setia. Dan siapa yang menyangka bahwa jalan-jalanku ke kota sapporo dan kedatangan Diky di kota yang sama sudah ditetapkan Allah swt sebagai bagian dari skenario hidup kami kelak.

Ternyata kota-kota yang kami kunjungi ditahun yang berbeda, adalah lokasi terakhir penantian kami sebagai dua makhluk Allah swt yang masih jomblo. Di penghujung hari akhir tahun 2005, aku dan kang Diky(panggilan mesra setelah ta'aruf) atas ijin Allah swt mengikat diri resmi sebagai suami istri.

Tahun 2006, akhir Juli. Napak Tilas.

Inilah kami. Dilatarbelakangi Otaru Canal dan karpet bunga di Tomita Farm. Di tempat inilah aku memanjatkan doa kepada Allah swt. Di tahun yang berbeda itu, aku pernah berfoto dengan host parentku. Sedangkan suamiku tercinta punya bukti dokumentasi di lokasi yang sama dengan teman-teman satu kampusnya. Sekarang.....kami tersenyum bahagia karena tidak menyangka akan dipersatukan Allah swt di tempat yang sama lagi. Namun, kini kami tidak sendiri.....ada calon jundi yang dititipkan Allah swt di rahim ku...

Semoga kelak, kami bisa bercerita kepada calon prince dan princess kami tentang kota yang penuh kenangan ini.

Kenangan terindah--a gift from Allah swt.

Tomita Farm with flower carpet-nya.