Friday, November 19, 2010

Beauty Class atau Pelatihan Menulis?

Ikut Beauty Class atau pelatihan menulis skenario drama ya?

Kebingungan itu pernah saya rasakan sekitar awal November. Entah kenapa kedua event itu harus ada di tanggal yang sama. Sebenarnya ada satu lagi event besar di hari yang sama itu, yakni reuni akbar Sastra Jepang UNPAD.
Waduh ya jelas bingung!
Yang paling membingungkan sebenarnya kedua pilihan pertama tadi. Ikut beauty class atau pelatihan menulis. Seminggu sebelum hari H, saya terus merenung tiap malam. Bagusnya ikut yang mana ya? Bahkan pooling pilih yang mana pun sampai-sampai saya posting di facebook. Dan jawaban dari teman, sahabat, saudara dan kolega makin bikin bingung. 50-50! Mesti pakai audiense nih…ha-ha-ha memangnya kuis Milioner.
Beauty Class, diadakan oleh mahasiswa Jurusan Farmasi ITB. Bekerja sama dengan Tim Sari Ayu-nya Martha Tilaar. Kebetulan suami saya dosen Farmasi di ITB, karena itu jauh-jauh hari dia sudah mengabarkan event menarik ini. Selain belajar dandan, juga belajar manner. Menarikkan? Tiketnya pun murah, hanya 50 ribu saja.
Tapiii…ketika hati sudah bulat ingin ikut beauty class, tiba-tiba sebuah pesan masuk ke inboxku di jejaring facebook. Dari milis IbuIbu DoyanNulis. Ada pelatihan menulis skenario drama/film. Wadow! Jadi pusssing deh. Ini pelatihan tidak boleh dilewatkan, begitu pikiranku. Seketika keinginan ikut beauty class bubar grak deh.
Sebagai penulis (masih semi-pro, kental ke amatirnya) yang serius menjalani dunia kepenulisan, segala macam ilmu tentang menulis itu perlu dipelajari. Suami sangat mendukung kegiatan ‘baru’ saya ini. Pelatihan kepenulisan yang serius pun pernah saya jabani. Dimotori oleh Jonru dan Epri Tsaqib, saya pernah betah duduk sejak pagi hingga sore, menimba ilmu dari mereka. Padahal saat itu perut saya sudah membuncit, hamil delapan bulan. Demi profesi baru begitu ceritanya.
Alhamdulillah, berkat ilmu-ilmu kepenulisan yang mulai terang benderang dalam benak saya, hasilnya memang cukup menjanjikan. Sudah tiga kali karya saya masuk di majalah PARAS, AYAHBUNDA dan SEKAR. Semangat menulis pun tak pernah padam, malah tiap hari makin membara. Jyee…
Nah, terus bagaimana dong dengan pilihan berat ini? Kalau mau mengikuti kata hati, jelas pelatihan menulis dong. Ini kan menyangkut profesi, juga ilmu baru dalam menulis skenario. Tapi kok yaa…ada sesuatu yang mengganjal hati kecil saya.
Menulis…menulis…menulis. Apa hanya itu yang menjadi prioritas hidup ini?
Tinggal dua hari lagi menentukan mau ikut beauty class or pelatihan menulis skenario. Ketika nanya pendapat suami, ternyata dia mendukung keduanya. Kalau perlu pagi ikut kelas kecantikan, siangnya ngabur ke kelas pelatihan. Biar deh tiga anak kita semuanya saya yang urus, begitu katanya. Hiks, terharu.
Tapi, ternyata Allah swt menuntun saya untuk lebih rasional.
Ikut pelatihan menulis itu sangat penting. Bayar seratus ribu pasti tidak mubazir, malah dapat ilmu baru. Ya kan? Namun, ikut kelas kecantikan, ternyata rewardnya lebih besar lagi. Pahala dari Allah. Loh kenapa? Iya dong, kan belajar mempercantik diri (inner dan outer) diniatkan demi suami. Inshaa Allah berkahnya akan berlipat ganda.
Saya menyadari betul pada akhirnya belajar mempercantik diri itu perlu. Tidak hanya bagaimana cara merawat wajah, tubuh agar bersih dan indah dipandang (suami) saja, tetapi juga manner-prilaku yang baik ketika berhadapan dengan orang lain. Apalagi saya pernah berkarir di luar rumah, sebagai pegawai.
Satu hal lagi yang membuat saya memutuskan ikut beauty class adalah keberadaan dua anak perempuan di rumah kami ini. Buah cinta kami yang usianya masih balita. Tetapi tak mengapa. Ilmu mempercantik diri itu penting dimiliki oleh seorang ibu, agar bisa menurunkan ilmunya kelak ‘langsung’ tanpa ‘intervensi pihak luar’ kepada buah hatinya. Ya, memiliki anak gadis, means harus pintar dandan lah ya.
Alhamdulillah, hasil dari mengikuti kelas kecantikan tadi ternyata memang membawa berkah berlipat. Selain ilmu dandan yang mumpuni, juga dapat ilmu manner yang memuaskan, juga yang utama buat saya adalah: INSPIRASI MENULIS CERPEN lahir juga di sela-sela kelas kecantikan tadi. Tuh kan! Tidak bakal rugi bila yang kita pilih karena Allah swt.