Monday, December 31, 2007

Happy New Year: 2008

Hari pertama di awal tahun baru ini suasana di luar rumah sangat cerah. Walaupun tumpukan salju di mana-mana, tapi sinar matahari yang menimpa salju membuat pantulan warna yang indah.
Jam setengah 5 aku terbangun. Cek jam subuh, ahhh masih 30 menit lagi. Ingin jelang fajar pertama membuatku bertahan di udara dingin dalam rumah. Kukenakan jaket hangat, lalu mulai ritual pagi. Melanjutkan cuci baju yang terus menumpuk, cuci piring, masak nasi dan lauk untuk sarapan hari ini. Sambil mengintip kamar yang terasa hangat oleh tumpukan selimut tebal. Di dalamnya tertidur lelap keluargaku tersayang, suami dan lil princess Alma.
Tanganku terus menyicil pekerjaan rumah, tapi berusaha untuk tidak terlalu menimbulkan kegaduhan. Teringat memori maniez beberapa hari ini. Mulai tgl 29 Desember, suami sudah ambil cuti liburan akhir dan awal tahun. Duuhhh begitu menyenangkan si dia ada di rumah. Apalagi dalam kondisi hamil muda begini, pengennya ketemu suami terusssssss....hehehehe.
Kemudian tgl 30, 31 selama 2 hari berturut-turut kami selalu refreshing keluar rumah. Ke pusat pertokoan, menyenangkan diri dengan window shopping dan makan. Menghirup udara luar memang menyenangkan, duduk di sebuah restoran sambil bertukar pikiran dari A sampai Z pun tak kalah menarik, menjadi ajang intropeksi kami berdua. Tak lupa mendekatkan diri dengan putri kami dengan melakukan banyak kegiatan.
Apa yang menjadi harapan kalian di awal tahun baru ini?. Kalau aku sih pertama-tama, sangat bersyukur kepada ALlah swt atas segala kenikmatan yang telah kami terima selama ini.
1. Pertumbuhan anak yang berjalan lancar dan baik;
2. Rasa cinta yang selalu berbunga:
3. Manajemen rumah tangga yang terus diperbaharui;
4. Perekonomian rt yang penuh tantangan dan rejeki yang mengalir tiada henti;
5. Prestasi suami di tempat kerjanya yang meningkat.
Harapanku sendiri adalah:
1. Terus bisa memperbaiki diri, terutama dalam mengelola keuangan rt;
2. Cara baca Al-Quran yang terus membaik;
3. Mampu menjadi istri yang pinter ngurus suami dan rt, ibu yang pinter ngurus anak, anak yang tidak pernah lupa mendoakan orang tua dan saudara-saudara;
4. Makan yang sehat buat kepentingan calon baby...
Bagi kami berdua bulan yang berkesan tahun lalu adalah bulan Desember. Ini karena:
1. Merupakan ulang tahun pernikahan kami yang ke-2 (31 Desember);
2. Ulang tahun Alma yang pertama (5 Desember);
3. Merupakan ulang tahun papa dan mamaku ke-36 (31 Desember);
4. Di beri amanah Allah swt berupa calon baby baru...
Semoga hari pertama ini bagi kami merupakan hari yang penuh semangat dan berkah. Amin ya rabbil 'alamin.

Sunday, December 30, 2007

Alma: Slim Body Gain (anak susah makan?)

Semenjak punya anak, satu hal yang selalu membuatku ochikomu (down: stress) adalah pertumbuhan berat badan anakku. Ketika lahir, Alma beratnya 3,092 gr. Setelah itu sampai usia 3 bulan bertambah dengan baik (menurut grafik pertumbuhan bayi--berbasis anak-anak di Jepang). Tapi ketika usia 4 ke 5 bulan, tidak ada pertambahan berat sama sekali. Ini tidak aku sadari. Aku sempat heran, tapi ketika usia merangkak menjadi 5, ada kenaikan yang berarti. Tapi hitung punya hitung berat badan Alma di bawah garis rata-rata , tapi masih dalam batas grafik normal.

Tiba harinya cek 6 bulan. Dokter memberikan judge kalo berat badan Alma kurang 1 kilo!. Aku disuruh cek ASI dan nambahin susu formula buat ALma. Wah langsung deh aku ngerasa down. Gimana nggak!. Rasanya sudah sekeras tenaga aku berusaha service si baby. Aku pun nggak lupa memperhatikan pola makan diriku sendiri, biar ASI ku berkualitas.

Tadinya hampir saja aku langsung nyoba ngasih Alma susu formula. Biarin deh belum 2 tahun, tapi ASI dah dicampur ama susu kaleng. Tapi teman2ku di sini pada ngelarang. Kasian anak biar ajah ASI x-clusif dulu..bla..bla... Berhubung bingung dengan pendapat kiri kanan, aku langsung konsultasi dengan seorang bidang di Hoken Senta. Kebetulan dia selalu jadi tempat aku curhat. Kemudian oleh Ibu Nishida-begitu namanya, aku dipanggil menghadapnya. Lalu payudaraku dimassage untuk mengetahui kondisinya. Beliau melihat ASI ku bagus kok, hanya aku diajar bagaimana memijit payudara biar ASI lancar dan baik mengalir. Bahkan aku diperkenalkan dengan seorang bidan sahabatnya yang lebih x-pert soal itu. Dia pun bilang nggak ada masalah dengan ASI ku. Bahkan mereka bilang: "Jangan terlalu pusing dengan angka. Tapi liat juga pertumbuhan anak dari sisi lain. Angka tidak boleh dijadikan patokan, tapi apakah anak kita aktif, sehat, bersemangat dll. Itu lebih penting."

Berbekal nasehat kedua bidan itu, aku tetap melanjutkan ASI x-clusif buat si kecil. Ketika usia 10 bulan, kembali Alma aku bawa cek ke hoken senta. Aku dah deg-degan, ingin rasanya lari dari kewajiban cek ini. Apalagi bila harus bertemu dengan si dokter itu. Tapi ternyata aku dipuji!. What a surprise. "Berat badan anak ibu bagus!. Pas di garis rata-rata. Memuaskan!". Begitu kata dokter. Aku langsung berucap syukur kepada Allah swt, dan mencium pipi ALma bertubi2. Aku bilang ke dokter: "ini usaha dia dok, bukan saya".

Memang, setelah ALma mulai kukenalkan dengan M-PASI, dia makan apa sajah. Alma mengenal bubur pertama kali di usia 5,5 bulan. Itu pun bertahap, mulai dari 1 sendok. Tidak langsung banyak, ini metode yang diterapkan secara umum di Jepang. Di mulai dari 1 sendok, lalu 2 sendok, bervariasi mulai dari bubur nasi, bubur roti, bubur oat-meal, buah, sayur di blender halus dan tanpa bumbu penyedap..semuanya harus murni rasa.

Tapi...setelah usia 10 bulan muncul lagi permasalahan berat badan pada anakku. Hingga usia 1 tahun 15 hari berat badannya hanya 8,245 gr. Banyak yang menyangka putriku belum berusia 1 tahun. " Hosoi desu ne (kecil yaa..)". "Shes like a baby" (lah emang masih batita!!"ugh...). "Hmmm..iya ya kecil dek Alma"..bla..bla...Sebleeeeeeee........lagi-lagi aku down.

Memang ada masa-masa dia benci ama nasi. Yakni ketika usia 10.5 bulan-11 bulan. Hampir 2 minggu nggak makan dengan bener. Dia hanya mau makan dengan udon (mie putih gendut, khas masakan Jepang). Itu pun nggak mau dicampur sayur. Udon (baca: udong) tok!!!!. Kalo disuapin sayur langsung di pueh..pueh..ludahin. Susu formula pun : NO!!!. Dia bakal mogok makan udong kalo aku campur dikit dengan susu. Sensi banget anakku.

Akhirnya ada kesempatan aku pergi ke dokter. Yakni ketika ALma batuk2 (sisi abis kena influenza). Aku langsung curhat ama dokter (bukan dokter di hoken senta loh..). Kebetulan dokter ini adalah dokter yang take-care Alma sejak lahir. Alma ditimbang (polos tanpa baju), hasilnay 8,245 gr. Panjangnya (tinggi) 75 cm.

Dokter bilang gini ke aku: "So what gitu loh bu???" (hihihi).
Aku : Iya dok, orang2 bilang anakku like a baby.
Dokter : Hmmm......
Dokter : Di Jepang ada istilah "Shoku no hosoi ko" or (dia nulis) Slim body gain". Jadi, anak ini emang makannya dikit. Tipikal bodynya nggak gendut. Biasanya ikut salah satu tipikal body ortu-nya.
---Hmm..aku jadi ingat. Kata suamiku, waktu kecil dia kurus..Sementara aku sendiri gemuk pendek. Terus aku jadi ingat lagi kalau papaku tipikal langsing.---

Dokter : Ya..bisa jadi ikut bapaknya.
---Iya sih suamiku tinggi, tapi nggak gemuk. Kurus kecuali setelah menikah, naik 10 kilo!. Shiawase butori kata wong Jepun (bahagia pasca nikah) ----.
Dokter : Sudah ya bu, jangan bingung-bingung lagi. Kalau diliat dari grafik dan ambil average body anak2 Jepang, anak ibu bukan jenis anak yang kecil. Dia ini tinggi dan ramping. Lagipula pertumbuhan berat badan anak setelah usianya 1 tahun (sd. 2 tahun) paling banyak juga 1-2 kilo. Kalo pun turun bisa sampai 500 gr (misalnya karena sakit). So, sampai kapanku tubuh anak ibu nggak akan tiba2 jadi gemuk loh...Youre lucky ya bu. Sapa tau anakmu jadi model (huahahahaha..ini mah aku yang ngarang..hihiih)".

So, ibu-ibu yang pusing dengan :
1. Pertumbuhan berat badan batitanya;
2. Pola makan batita/anak yang fluktuasinya naik turun....
Jangan takut or panic dulu deh. Cek juga tipe body keluarga kita, ya kakek, nenek, diri sendiri, suami or maybe tante--omnya si anak, sapa tau ada DNA yang dia terima dari mereka. Keep istiqomah (berusaha) memberinya makanan yang baik dan tentunya bergizi.

Buktinya, setelah Alma sakit tiba-tiba napsu makannya nggak bisa dihentikan. Apa pun dilahapnya. Udang rebus sebiji bisa habis kayak makan dessert ajah. Nasi, ubi, spaghetty, buah kiwi-apel-pisang, susu formula (walaupun cuma 200 ml sehari), pizza, apa ajah. Justru harus dikontrol biar nggak malah jadi beban bagi lambung dan perutnya.

Thursday, December 27, 2007

Ngidam oh ngidam..........

Kemarin malam…hmm..tepatnya tengah malam, tiba-tiba mataku terbuka. Nggak bisa tidur. Perut rasanya lapeeeeerrrr banget. Yang keimpen-impen adalah sambel lado hijau teri kering bikinin mama. Duuuhhhhhhhh beneran nih, ampe nggak konsen tidurku.

Ngidam?. Kali yeeee….abisnya belum pernah ngerasain perasaan seperti ini. Kepengennya tuh benar-benar merusak konsentrasi pikiran (jyeeeee……hihihii).

Besok paginya pun tetap aja si balado hijau nggak lepas dari pikiran. Selera makan hilang, yang kepengen cuma atu ituh. Setelah dhuhur, aku bawa Alma maen ke Mall dekat rumah. Dorong-dorong baby car disepanjang jalan yang diselimuti tumpukan salju bikin capek deh. Tapi doski senang, ketawa ketiwi, wa berarti tujuan jalan2 siang bakal sukses. Niatanku adalah tuker udara, capek juga di rumah sepanjang hari. Rumah kan panas tuh (karena pakai stove—pemanas ruangan), bikin kepala melayang-layang……..fly bo!. Mumet, makanya walaupun ngirup udara dingin musim salju ternyata bikin lega rongga dada.

Sesampainya di Esta—Big Mall di sini, aku belanja makan siang dulu di Depachika (department store bawah tanah). Beli onigiri (nasi isi dibalut nori) kesukaanku. Sekalian ngisi perut yang belum diisi apa-apa, juga sekalian ngasih Alma maem. Dia kan udah lancar maem, jadi onigiri yang bergizi pun bisa dilahapnya. Nasinya Jepang sangat pulen disbanding nasi di Indonesia, jadi cukup lembut untuk dikonsumsi batita seusia Alma.

Abis itu ngajak Alma maen ke depart.store khusus anak2. Dia seneng banget…tapi aku tetap aja nggak konsen. Masih keimpi-impi tuh balado hijau. Perasaan itu semakin besar dan memberontak (duuuh sampe segitunya). Beneran deh. Kayaknya dulu waktu hamil Alma aku nggak ngidam apa pun. Bisa dikontrol makanku. Paling cuma sebel ama santan, jadi kalo masak gulai yaa yang makan cuma suami aja. Aku doyannya dulu sushi or sesuatu yang fresh, nggak bersantan dan berbumbu keras. Tapi hamil sekarang, baru 5 minggu aja udah mual2 hebat dan sekarang pengen makan sesuatu yang nggak ada gampang di raih.

Lepas maghrib, aku udah nggak tahan. Cepat kuganti bajuku dengan baju tahan dingin, padahal belum sampe 2 jam aku pulang ke rumah dan berganti baju rumah. Begitu juga dengan Alma. Doski sih seneng banget begitu ngeliat aku berjilbab, itu tandanya aku akan ngajak dia bepergian.

“Teri…tomat…cabe hijau….”. Komat-komat di mulut sambil makein Alma baju anti dinginnya. Ribet deh kalo mau bepergian di musim dingin. Mesti benar-benar full anti dingin. Daripada ntar kenapa-kenapa dengan aku dan babyku. Walaupun itu hanya ke supermarket dekat rumah.

Sangking dah laper tapi mesti pergi belanja dulu untuk mewujudkannya, bikin aku pusing—sebel—dan nelangsa. Duuh coba sekarang di Bandung pasti nggak perlu repot-repot bikin sendiri. Tinggal beli di warung Padang, or minta tolong bikinin oleh mama. Tapi di sini semua harus dikerjakan sendiri. Mana udah malam dan suami masih lama pulangnya.

Yang bikin tambah kesel, udah balik ke rumah terinya lupa kebeli!!!!!!.........Oh no!!!!!.
Mau balik lagi udah keblinger..ya capek gendong Alma, ya capek nahan lapar…hihihi..heboh banget deh. Akhirnya maksa hubby untuk pulang sekarang dan mampir beli teri ke supermarket yang aku singgahi tadi. Nggak peduli banget deh aku ama kondisi hubby. Pokoke aku harus mewujudkan impianku makan balado teri.

Finally, jadilah ayam bakar Padang dan teri balado. Kali ini baladonya nggak digoreng tapi dikukus. Isinya sederhana, cabe hijau (tapi nggak pedes), tomat seger yang kecil2, bawang bombai merah (mirip2lah ama bawang merah kita, cuma big-size ajah). Semua dikukus, lalu diulek (untung diwarisin ulekan ama mantan tetangga, Bu Subeki). Untuk rasa pedesnya aku campurkan dengan cabe merah kering. Terus disiram ama perasan jeruk nipis. Wuuuih seger…apalagi dimakan ama teri yang digoreng kering, kriuk..kriukk….Plus lalap: wortel, kol dan buncis seger…manis pula. Suamiku bilang enak, kalo masih mau ditambah pedesnya pun oke loh…katanya. Aku sih takut moncrot….Oya, karena kasian sama aku, my hubby ampe beliin sushi...cuma terus terang lagi nggak napsu. Alhamdulillah tuh sushi bisa dimakan besok harinya.

Akhirnya aku ngerasa tenang…….mungkin beneran nih ini yang namanya ngidam. Hebring banget rasanya. Yang penting untuk sementara udah tenang, udah adem. Tapi pas malamnya aku mulai bermimpi: pengen gulai cumi pake blimbing wuluh……oooo tidaaaaaak!!!!!!. Blimbingnya mana ada di Jepang!!!!...................

Saturday, December 22, 2007

Stimulasi Otak Bayi

(Iseng ah mau copy-paste sebuah artikel...silahkan di baca).
Sumber: Nakita

TANYA JAWAB SEPUTAR PERKEMBANGAN OTAK BAYI

Otak bayi bukan miniatur otak dewasa. Ia masih akan menjadi besar dan berkembang dari otak yang semula imatur menjadi matur.

Selama otak berkembang pesat di tahun-tahun pertama kehidupan anak, inilah saat paling tepat untuk menstimulasinya. Lalu banyak pertanyaan muncul, mengapa stimulasi yang interaktif harus diberikan di masa-masa tersebut. Inilah jawaban yang diberikan Dr. Dwi Putro Widodo Sp.A(K), M.Med., Ketua Kelompok Kerja Neurologi Anak PP IDAI Pusat, atas pertanyaan-pertanyaan seputar tumbuh kembang otak bayi.
Kapan organ otak mulai terbentuk?
Otak mulai tumbuh dan berkembang sejak bayi masih dalam kandungan, tepatnya setelah usia kehamilan 8 minggu. Susunan saraf pusat atau otak merupakan organ yang pertama kali terbentuk. Pada awalnya dimulai dengan pembentukan lempeng saraf (neural plate) pada sekitar hari ke-16 kehamilan. Kemudian, lempeng saraf ini menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Lalu, mulailah diproduksi sel-sel saraf.
Nah, pada hari ke­35 kehamilan atau sekitar minggu kelima, mulai terlihat cikal-bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya, terbentuklah batang otak, otak kecil dan bagian-bagian lainnya. Mulai usia delapan minggu kehamilan, terjadilah produksi sel saraf luar biasa cepatnya, kira-kira mencapai 250 ribu per detik. Pertumbuhan dan perkembangan otak juga berlangsung cepat sekali, terutama mulai di trimester ketiga, kira-kira saat kehamilan berumur 25 minggu hingga anak berusia 2 tahun.
Bagaimana tahap perkembangan otak?
Proses tumbuh kembang otak sangat kompleks dan melalui beberapa tahapan, yaitu penambahan sel-sel saraf (poliferasi), perpindahan sel saraf (migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi), pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (si- naps), dan pembentukan selubung saraf (mielinasi).
1. Poliferasi
Pada awalnya, bentuk sel saraf (neuron) masih sederhana. Kemudian, mengalami pembelahan sehingga menjadi banyak. Inilah yang disebut proses penambahan (poliferasi) sel saraf. Proses proliferasi ini berlangsung pada usia kehamilan sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel saraf selesai/berhenti pada waktu bayi lahir.
2. Migrasi
Setelah proses poliferasi, sel saraf akan mengalami migrasi atau berpindah ke tempatnya masing-masing. Ada yang menempati wilayah depan, belakang, samping, dan bagian atas otak. Waktu terjadi perpindahannya berbeda-beda sesuai program yang sudah dibentuk secara genetik dan alamiah.
Setelah sampai di "rumahnya" masing-masing, sel-sel saraf lalu berkembang. Setiap "rumah" memiliki kurva pertumbuhan sendiri-sendiri. Percepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda. Tak heran kalau kemampuan otak setiap anak juga berbeda. Proses migrasi sebenarnya berlangsung sejak kehamilan 16 minggu sampai akhir bulan ke-6. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang. Artinya, sel saraf yang bermigrasi lebih awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi berikutnya menempati lapisan luar (korteks serebri).

3. Diferensiasi
Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks sudah memiliki komponen sel saraf yang lengkap. Seiring dengan itu juga sudah tampak adanya diferensiasi. Yaitu perubahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf menjadi enam lapis seperti pada orang dewasa. Sel saraf kemudian berubah menjadi sel neuron yang bercabang-cabang dan juga berubah menjadi sel penunjang (sel glia). Sel penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf menjadi matang dan besar. Fungsi sel glia juga mengatur kehidupan individu sehari-hari.

4. Sinaps
Selanjutnya terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps). Setelah menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung saraf), sinaps makin bertambah banyak.

5. Mielinisasi
Proses pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut mielinisasi masih terus berkembang. Proses ini terjadi terutama beberapa saat sebelum terjadi kehamilan. Pematangan selubung saraf mencapai puncaknya ketika bayi berumur satu tahun. Setelah bayi lahir terjadi pertumbuhan serabut saraf. Lalu, terjadi peningkatan jumlah sel glia yang luar biasa serta proses mielinisasi.
Semua proses tersebut, selain berlangsung alamiah, juga dipengaruhi oleh stimulasi dan nutrisi. Nah, di sinilah pentingnya peranan orang tua pada masa prenatal (kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam perkembangan otak anak. Karena itu, jika ibu atau ayah menghendaki si kecil mempunyai otak yang berkualitas, maka perlu memahami tahapan perkembangan otak anak meskipun secara garis besar saja. Persiapan agar anak memiliki otak yang berkualitas harus dimulai sebelum kehamilan, selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai proses perkembangan otak itu selesai.
Berapa berat otak bayi?
Berdasarkan hasil penelitian, dibandingkan dengan seluruh berat badan ternyata berat otak hanya mencapai 2-3 persen. Rata-rata ketika baru lahir berat otak bayi adalah 350 gram. Kemudian, menginjak usia 1 tahun bertambah menjadi 1.200 gram. Percepatan pertambahan berat otak pada setiap anak berbeda-beda, tergantung pada faktor genetik dan lingkungannya.
Penelitian juga menyebutkan, otak bayi baru lahir ternyata besarnya sudah mencapai 25 persen dari otak orang dewasa. Kemudian, pada usia satu tahun perkembangannya sudah mencapai 70 persen dari otak dewasa. Pada umur satu tahun juga otak bayi sudah mengandung 100 miliar sel neuron. Dari angka tersebut, sekitar 70-80 persen sel neuronnya telah terbentuk secara lengkap. Memang, sejak bayi dilahirkan sampai berusia 1 tahun terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat sehingga masa ini disebut periode lompatan pertumbuhan otak. Dalam rentang waktu tersebut, sel neuron sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Maka tak salah jika orang tua disarankan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk menstimulasi bayi secara optimal.
Berdasarkan penelitian juga, diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan otak anak perempuan ternyata lebih cepat dibandingkan otak anak laki-laki. Sebaliknya, konon otak anak laki-laki lebih besar dibandingkan otak perempuan. Kenapa? Kemungkinan karena faktor genetik.
Apa yang mempengaruhi perkembangan otak?
Yang pasti, tumbuh-kembang otak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Jika kedua faktor ini tak mendukung, maka dengan sendirinya tumbuh-kembang otak jauh dari optimal. Faktor genetik dan lingkungan tak bisa berdiri sendiri, keduanya saling berkaitan dan bergandengan agar otak berkembang dengan baik.
Faktor genetik dipengaruhi juga oleh kondisi kesehatan ataupun gizi saat si kecil masih berupa janin. Jadi, kalau ibu kekurangan gizi, otomatis perkembangan sel-sel saraf dan pertumbuhan jaringan saraf janin pun tidak sebanyak yang harusnya bisa dicapai jika gizi ibu bagus.
Alhasil, otak bayi cenderung kecil dan kemungkinan kemampuan memorinya menjadi sedikit. Proses kerja otaknya juga lebih lamban ketimbang otak yang ukurannya lebih besar. Kelak, perkembangan motorik si kecil akan terlambat dan sehari-hari pun ia terlihat kurang cerdas. Tak heran, jika ibu hamil sangat dianjurkan untuk selalu mengonsumsi makanan yang bergizi.
Faktor lingkungan, dalam hal ini orang tua, juga punya peran yang penting terutama untuk menstimulasi si kecil. Rangsangan yang lebih optimal tentu harus diberikan setelah bayi lahir ketimbang waktu ia masih dalam kandungan. Suara atau belaian orang tua merupakan stimulasi bagi bayi yang dapat mempercepat perkembangan otaknya.
Kenapa otak harus distimulasi?
Tanpa stimulasi, otak bayi menjadi tidak terolah. Akibatnya, jaringan saraf (sinaps) yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya pemberian stimulasi secara rutin. Mengapa harus rutin? Karena setiap kali anak berpikir atau mengfungsikan otaknya, maka akan terbentuk sinaps baru untuk merespons stimulasi tersebut. Berarti, stimulasi yang terus-menerus akan memperkuat sinaps yang lama sehingga otomatis membuat fungsi otak akan makin baik.
Mengenai stimulasi ini, para peneliti di Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak yang tidak banyak distimulasi maka otaknya akan lebih kecil 30 persen dibandingkan anak lain yang mendapatkan rangsangan secara optimal.
Mana lebih besar pengaruhnya, faktor genetik atau lingkungan?
Pertumbuhan dan perkembangan otak sangat tergantung pada kerja sama antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Namun, berdasarkan pengamatan, faktor lingkungan ternyata paling banyak berperan dalam menentukan masa depan anak. Contohnya, lingkungan dengan suasana yang baik dan menyenangkan, gizi baik, imunisasi, stimulasi dan kasih sayang yang cukup dapat mengoptimalkan perkembangan otak anak.
Apakah kemampuan otak dapat berubah?
Ya, setiap saat kemampuan otak bisa berubah. Pada saat lahir, anak mungkin sehat dan pintar. Namun, jika kemudian anak menderita penyakit, katakanlah radang otak, maka habislah sudah kemampuan otaknya, karena sel-sel yang rusak tidak dapat diganti. Misalnya, anak tak diimunisasi, lalu terkena campak atau penyakit lain yang bisa menyerang otak, maka otaknya juga takkan optimal lagi. Selanjutnya yang bisa dibangun kembali adalah jaringan saraf anak tapi bukan sel otaknya.
Bagaimanakah susunan otak itu?
Secara sederhana, otak dibagi dalam 2 bagian, yaitu otak besar dan otak kecil. Otak besar berperan penting dalam kemampuan berpikir dan tingkat kecerdasan seseorang. Sedangkan otak kecil memiliki tanggung jawab sebagai pengontrol koordinasi dan keseimbangan.
Selanjutnya, struktur otak terbagi menjadi 2 bagian, yaitu otak kiri dan kanan. Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Otak kiri berkaitan dengan fungsi akademis seperti belajar berhitung (matematika), logika, membaca, menulis, menganalisa, dan mengembangkan kemampuan daya ingat. Sementara, otak kanan berkaitan dengan kreativitas, seperti seni atau olahraga.
Bagaimana cara menstimulasi otak kiri dan kanan?
Baik otak kiri maupun kanan membutuhkan stimulasi yang seimbang agar fungsi-fungsinya bisa berkembang secara optimal. Tak mungkin hanya merangsang otak kiri atau otak kanan saja. Para pakar psikologi menilai, jika stimulasi dilakukan secara seimbang, maka tak hanya unsur kecerdasan yang akan meningkat melainkan kepribadian anak di kemudian hari.
Contoh menstimulasi otak kiri dan kanan di antaranya ketika ibu menyusui, dendangkanlah lagu-lagu yang terasa nikmat serta belai dan sentuhlah si bayi dengan lembut. Ajak pula si kecil berbicara meskipun ia belum bisa menjawab ucapan ibu atau ayahnya. Nah, melodi dari lagu akan menstimulasi otak kanan bayi, sedangkan lirik lagu yang didendangkan ternyata mampu merangsang otak bagian kiri. Yang jelas, stimulasi terhadap bayi mesti dilakukan dengan suasana gembira, bermain, aman, dan nyaman.

TENTANG SIALIC ACID

Zat-zat nutrisi sangat berperan dalam mendorong proses tumbuh-kembang otak anak. Zat yang sudah dikenal perannya adalah asam lemak omega-3 atau omega-6 yang banyak terdapat pada ASI. Zat ini di dalam tubuh bayi akan berubah menjadi AA dan DHA yang konon berfungsi dalam pembentukan membran sel saraf. Lantaran itu, banyak susu formula yang menyertakan AA dan DHA dalam komposisi gizinya. Untuk diketahui, zat-zat lain yang banyak terdapat dalam ASI juga mendorong peningkatan kecerdasan anak.
Penelitian terbaru menyebutkan ada zat lain yang banyak terdapat di otak, terutama di lapisan otak bagian luar, yaitu sialic acid yang juga terkandung dalam ASI. Fungsi sialic acid adalah membantu meningkatkan kemampuan memori dan proses belajar pada anak. Tentu saja kemampuan ini berpengaruh pada kecerdasannya. Namun menurut Dwi Putro, pertumbuhan dan perkembangan otak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Artinya, tak cuma zat-zat nutrisi tertentu yang punya peranan dominan bagi tumbuh kembang otak, termasuk sialic acid ini. Hilman Hilmansyah. Ilustrator: Pugoeh

Friday, December 21, 2007

"Kakak " Alma.....


Sudah seminggu lebih kami merubah panggilan "adek" menjadi "kakak" untuk Alma. Yap!. Alhamdulillah Alma mau jadi kakak nich. Hari ini akhirnya resmi pergi ke dokter kandungan, dan alhamdulillah dinyatakan emang hamil (ureppi!!). Letak calon janin dan bentuk garis pendek (maybe itu calon janin) pun jelas terlihat. Inshaa Allah diperkirakan tgl 16 Agustus tahun depan lahiran.

Sebenarnya rencana ke dokter untuk ngecek beneran nggak secepat hari ini. Malah ntar ntar aja sekitar bulan depan. Awalnya kami hanya menyakini dengan hasil test-pack (pregnancy test) , itu pun udah senyum-senyum simpul berdua. Assssiiiikkk...ternyata proyek ngasih adik ke Alma berhasil. Makanya Alma langsung dipanggil "kakak..kakak..". Terus udah mulai ngenalin dia tentang bayi dalam perut. Untungnya sang mantan "adik" tetap menjawab kalo dipanggil "kakak..kakak..". Cuma, dia nggak ngeh tuh pada saat kami nunjuk-nunjuk perutku, ngasih tau kalau ada calon adiknya.

Kemarin malam kami nelp ke keluarga. Ya keluarga sendiri, ya keluarga mertua. Tujuan utamanya ber-Iedul Adha. Sekalian deh ngabarin kalau aku lagi hamil. Semua senang, cuma bagiku kok ya rada-rada ada yang nggak welcome. Maksudku, keluarga nggak seneng kalau aku hanya percaya ama test-pack, dah gitu bukannya cepat-cepat ke dokter, terus aku kan pernah operasi ceasar tapi kok dah isi lagi...harusnya kan kosong 2 tahun dulu...dst.

Terus terang aku langsung sedih. Tapi bentar aja, malah jadi merasa di"ingetin" tentang pentingnya calon janin ini. Aku akui bahwa kami berdua nyantai banget menghadapi hasil test-pack pertama. Mungkin karena aku berfikir : kalo pun cek usg sekarang pasti belum keliatan. Ini berdasarkan pengalaman pertama waktu hamil Alma. Dah 6 minggu pun letak calon janin "Alma" belum nampak. Rasanya buang-buang uang ajah!.

Terus..terus, kedua ibuku (ibu sendiri dan mertualah) cepat-cepat menyuruhku stop ASI buat Alma. Ibu mertuaku nggak nyatain alasannya, sementara ibuku bilang: tuh ASI dah jelek buat anakmu. Darah loh yang keisep ntar!. Lagi-lagi aku merasa sok lebih pinter dari mereka: dalam hati aku nggak mau stop ASI buat Alma. Baru-baru ini aku browsing info tentang "breastfeeding while pregnant". Memang ada 2 pendapat, yakni sebaiknya di stop karena akan memberi efek jelek kepada calon bayi misalnya keguguran akibat kontraksi ketika puting disedot oleh bayi besar. Dan jumlah asupan gizi yang masuk dari makanan yang dikonsumsi ibu tidak tercukupi. Sedangkan pendapat lain (bahkan ada yang emang menjalaninya), bahwa tidak perlu stop asi. Tidak ada efek sampingan selama bunting tetap ngasi ASI. Bahkan puting susu si ibu siap untuk dikonsumsi oleh calon bayi berikutnya.

Untuk menyakinkan diriku terhadap stop or continue ASI buat Alma, aku bertanya saja langsung kepada dokterku tadi-dokter NAKAZATO. Dia bilang, sampai usia kandungan 4 bulan silahkan terus aja ASInya. Tidak menjadi masalah ke calon adiknya Alma. Hanya saja setelah usia kandungan masuk bulan ke 5 harap di stop. Dokter tidak mau kalau nanti calon bayi lahir prematur atau malah kandunganku gugur gara-gara kontraksi dini. Sedangkan mengenai air susu yang keluar selama hamil tidak akan berefek jelek kepada Alma. Hanya saja seiring dengan usia kandungan maka rasa susu-ASI akan lebih asin (salty). Umumnya bayi yang menyusui akan berhenti dengan rasa ASI tadi.
Oya ada yang mengharukan loh. Tadi aku perlihatkan foto hasil rontgen USG calon janin ke Alma.

Kemudian aku bilang: "Ini calon adik loh!. Adanya di perut Ibu". Alma sangat memperhatikan foto itu, bahkan menyentuhnya. Kemudian Alma juga melihat ke arah perutku ketika aku menunjuk titik calon janin lalu kupindahkan jariku ke arah perut.

Semoga Allah swt melindungi calon janin kami.

Thursday, December 06, 2007

Alma: pertama kali bersepeda


Kring...kring ada sepeda....
Ayah yang mengayuhnya...
Aku riang gembira........
Ooh betapa senangnya.....






Home Schooling-Latar Belakang


Mulai awal bulan 11 kami menerapkan sistem Home Schooling/ Katei Hoikuen untuk Alma.
Alhamdulillah dalam sebulan saja hasilnya banyak sekali yang bisa di panen.
Cerita selengkapnya menyusul adalah begini..........
*LATAR BELAKANG*
Sebenarnya tidak terfikir oleh kami akan menerapkan sistem "study at home" untuk Alma. Malah kami sudah mendaftarkan Alma untuk masuk ke hoikuen/nursery daycare (semacam playgroup untuk anak usia 0-3 tahun). Alasan kami adalah keinginanku untuk bekerja penuh waktu dan memberikan kesempatan Alma bersosialisasi. Kehidupan di sini nggak seperti bila kami berada di tanah air. Kalau di Bandung (tempat keluarga ngumpul), ada kakek-nenek, om-tante, para sepupu-nya Alma. Juga ada para tetangga yang pasti akan mewarnai keseharian Alma. Sedangkan selama tinggal di Jepang ini, hubungan dan komunikasi antar tetangga itu tidak terjalin dengan baik. Susah deh berteman dengan tetangga orang Jepang, walaupun kami sudah hidup bertahun-tahun di sini. Kalaupun berhasil menjalin hubungan baru, biasanya lebih banyak kontak lewat email or telepon saja. Belum lagi kesibukan teman-teman sesama Indonesian yang akhirnya hanya menyisakan kehidupan sepi, cuma bertiga--aku, suami dan Alma. Karena itulah kami berharap dengan mendaftarkan Alma ke hoikuen tadi, setidaknya membuat dia jadi banyak teman. Dan juga menjadi salah satu kesempatan aku untuk membuka hubungan lebih luas lagi dengan para orang tua yang juga menitipkan anak2nya di hoikuen.
Ternyata eh ternyata, seluruh rencana tidaklah berjalan segampang yang kami bayangkan. Sistem penitipan anak di Sapporo (khususnya) dan di Jepang (umumnya), apalagi yang dikelola oleh pemda, ternyata diprioritaskan bagi para orang tua yang "tidak bisa mengurus anak" mereka setiap hari. Prioritas target adalah orang tua yang "tomobataraki"/keduanya bekerja; atau yang ibunya bersekolah/kuliah. Sedangkan "jenis" ibu RT seperti aku sebenarnya nggak masuk dalam kuafikasi orang tua yang berhak mendaftarkan anak2nya. Kalaupun aku tetap ingin mengajukan Alma untuk masuk ke hoikuen milik pemda itu, maka pihak pemda memberikan gambaran bahwa tidak bisa menjamin kapan Alma bisa segera ke sekolahnya. Bisa jadi aku menunggu lebih dari 1 bahkan sampai 2 tahun ke depan.
Kenapa sih aku memilih hoikuen yang dikelola oleh pemda?. Karena dari segi biaya sangat murah bila dibandingkan dengan hoikuen umum. Selain itu juga waktu penitipan lebih panjang, bahkan bisa sampai malam bagi orang tua yang menginginkan.
Aku baru ngeh ternyata di Jepang itu yang namanya "ngurus anak" itu memang kewajiban seorang ibu. Makanya banyak sekali para wanita single yang akan menikah, akan memilih berhenti dari pekerjaannya apabila berencana segera memiliki anak. Umumnya, para wanita yang telah beranak, akan kembali ke dunia kerja ketika anak-anak mereka sudah berusia 3 tahun lebih. Apabila sudah berusia 3 tahun lebih,maka sudah bisa dimasukkan ke TK.
Kembali ke cerita latar belakang penerapan home-schooling buat Alma, pada akhirnya aku dan suami hanya pasrah dengan hasil pendaftaran hoikuen buat Alma tadi. Namun ternyata Allah swt berencana lain. Pada suatu hari, tanpa sengaja aku membaca sebuah majalah parenting yang didalamnya ada tawaran buku yang berjudul : "Kisah 24 orang ibu yang membesarkan para jenius cilik". Tentunya dalam judul bahasa Jepang. Aku hanya tinggal kirim selembar kartu pos yang sudah disediakan oleh majalah tadi. Tak berapa lama, datanglah sebuah paket yang pengirimnya adalah sebuah perusahaan home-schooling. DI dalamnya terlampir berbagai macam pamflet yang berkaitan dengan home-schooling tadi dan buku yang aku minta. Namanya perusahaannya adalah NIHON GAKKOU TOSHO. Lalu aku bacalah isi pamflet dan buku tadi. Ternyata isinya sangat menarik. Buku yang aku pesan tadi berisi tentang para ibu yang telah menerapkan sistem dari perusahaan ini, dan telah terbukti bahwa ke 24 orang ibu tadi berhasil mendidik anak2nya. Kebanyakan dari mereka memiliki anak2 berusia 3 tahun yang berIQ di atas 220. Ini berkat latihan terus menerus sejak si anak berusia minimal 3 bulan hingga 3 tahun (seusai dengan program).
Sekitar 2 minggu sesudah itu, tiba-tiba aku menerima telp dari seseorang yang bernama ONO-san. Seorang wanita bersuara lembut yang ternyata berkaitan dengan perusahaan pengiriman pamflet Katei Hoikuen (KT) tersebut. Dari dia aku mendapat banyak keterangan lengkap, bahkan aku ditawari hal yang menarik. Yakni, mereka akan mengirim seorang konsultan dari perusahaan mereka ke rumah kami, untuk menerima keterangan berikut contoh penerapan KT ini. Free of charge pula!. Akhirnya atas urun rembug dengan suami, aku membuat janji dengan Mr. NISHIMURA untuk melakukan konseling di rumah kami.
Tepatnya, pertengahan September, Mr. NISHIMURA datang sesuai janji. Beliau menerangkan sangat detail mengenai keuntungan menerapkan sistem ini. Yang utama adalah, bahwa yang menjadi pembimbing adalah orangtua/ibu utamanya. Yang kedua adalah kualitas bermain si anak lebih terarah, terutama ditujukan untuk mengisi perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dengan berbagai macam permainan bermanfaat. Misalnya, puzzle (melatih keterampilan jari dan konsentrasi anak), picture-card (mengenalkan berbagai bentuk binatang, orang, bendera seluruh negara di dunia, bunga, dll), dots-card (kartu bergambar titik-titik merah khusus untuk mengenalkan matematika), CD 5 bahasa asing, dan masih banyak lagi. Dari Mr. Nishimura juga kami mendengar bahwa putri dari Ibu Ono (sekarang berusia 8 tahun) juga mendapat pendidikan dengan sistem ini. Tes IQ pertama sang putri dilakukan pada usia 2 tahun, dan menghasilkan nilai 230. Bahkan kami pun sudah bertemu dengan Ibu Ono yang langsung datang berkunjung. Dari beliau kami tau bahwa kemampuan putrinya memang di atas rata-rata teman sebayanya. Mulai dari serap membaca, matematika, dan kecepatan menjawab berbagai macam pertanyaan dari gurunya di SD. Dengan kelebihan dia ini, sang guru memprediksi bahwa dia dengan gampang bisa masuk ke Tokyo University (universitas no 1 di Jepang).
Mr. NISHIMURA juga mengajarkan kepada kami bagaimana menggunakan seluruh alat belajar ini agar efektif untuk si anak. Cerita mengenal alat-alat ini akan coba kupilah dalam cerita-cerita
berikutnya yaaa....
Untuk mengadopsi sistem home-schooling yang sekarang ini kami menghabiskan dana yang tidak sedikit. Awalnya kami terus menerus berdiskusi tentang baik buruknya apabila mengadopsi sistem ini. Selain karena muahalnya, juga apakah kami sebagai orang tua akan mampu membuat ALma menjadi salah satu "jenius baru" seperti yang diceritakan para ibu di buku tadi. Walhasil, aku dan suami sepakat bahwa:
1. Ini adalah investasi buat masa depan gemilang Alma.
2. Ini adalah latihan bagi kami sebagai orang tua dalam pendidikan anak2.
Setelah melalui pemikiran yang panjang dan serius, akhirnya kami saat ini sudah menerapkannya sekitar 1.5 bulan. Kami membeli paket jenis 2 (untuk perkembangan otak) dari 6 jenis paket yang ditawarkan. Adapun jenis paket2 tersebut adalah sebagai berikut:
1. Paket 1, Buku cerita (usia 0-3 tahun). Hanya berbahasa Jepang.
2. Paket 2 (selengkapnya pada cerita berikutnya).
3. Paket 3, lagu-lagu anak (ini pun berbahasa Jepang)
4. Paket 4, berbagai macam buku antroplogi.
5. Paket 5, Bilangual berbagai jenis huruf, lagu (English dan Jepang)
6. Paket 6, Permainan rakitan (kayu).
Ketika paket alat belajar Alma datang, yang membuat kami surprise adalah: Masya Allah segini lengkapnya!!!. Bisa sekian banyak keturunan anak dan cucu kita yang bisa memakainya.
Satu hal yang membuat kami bersemangat adalah, membayangkan masa depan Alma (dan adiknya kelak) yang semoga menjadi lebih baik dari kami. Melihat dia yang bersemangat melototi kartu-kartu gambar, lalu menunjuk-nunjuk karena tertarik, menatap serius ketika aku atau suami sedang memperlihatkan kartu-kartu tadi di depan matanya, dst, membuat kami sepakat bahwa ALma suka dengan sistem ini. Memang bukan tanpa halangan, misalnya mood dia yang jelas naik turun, atau tidak suka melihat dots-card, maunya main dengan picture-card saja, dll. Belum lagi urusan kami sebagai orang tua yang juga sibuk dengan urusan dapur dan pekerjaan di luar rumah. Kadang kitanya siap dan semangat, tapi Almanya yang lagi bete. Atau sebaliknya, Almanya yang udah sibuk di depan papan tulis, tapi aku yang sibuk dengan urusan beberes rumah. Tapi, prinsip dari sistem ini adalah: bahwa setiap harinya harus YASUMAZU/tidak berhenti, AKIRAMEZU/tidak putus asa, TSUZUKU/terus menerus.
Selain usaha kami berdua, pihak perusahaan juga selalu mengirimkan panduan bulanan kepada para member katei hoikuen ini. Sehingga kami bisa mendapat gambaran mengenai hal-hal yang sebaiknya dilakukan, setiap bulan sesuai dengan pertambahan usia anak.
Memang pada akhirnya aku tidak jadi bekerja, tapi Alma tidak perlu ke hoikuen umum. Kami juga tidak perlu khawatir Alma nggak gaul, toh anak seusia Alma sekarang belum perlu pergaulan seperti yang kami bayangkan (ini berdasarkan analisi Mr. Nishimura). Dengan adanya peralatan belajar yang lengkap di rumah, kami bisa mengajarkan banyak hal kepada buah hati tercinta. Selain IQnya terasah, inshaa Allah melalui komunikasi yang rajin dengan orang tuanya maka EQnya pun bisa dipupuk dengan kelembutan.








Maniak Auction

Sudah sejak 3 minggu yang lalu aku mulai jadi auction maniac.

Mungkin udah tau kan ya apa itu 'auction'. Itu loh beli barang dengan sistem tawar menawar harga oleh beberapa peminat. Tapi auction yang aku ikuti bukan kelas kakap. Masih kelas teri, tapi bergizi tinggi....hihihihi.

Auction yang aku ikuti ini adanya di Yahoo Japan. Tinggal pilih aja kategori 'o-kushon' (pake huruf katakana). Di dalamnya akan ditampilkan banyak jenis barang yang di lelang. Mulai dari buku, kebutuhan sehari-hari, baju, jam tangan, macem-macem. Harganya pun bervariasi.

Jenis item auction yang aku minati sekarang adalah BUKU ANAK-ANAK. Untuk siapa lagi kalau bukan our permata hati, ALMA. Sebenarnya sih untuk aku juga. Soalnya dari kecil nggak pernah terbiasa membaca apalagi ngoleksi buku bacaan. Terus terang udah berlembar-lembar ribuan yen aku keluarkan untuk membeli buku-buku itu. Tapi aku yakin ini tidak akan mubazir, bahkan bisa jadi 'tool' perkembangan pendidikan Alma. Terutama dalam kemampuan baca dan tulis nanti. Akang sangat setuju dengan misi dan visiku, tapi tetap diberlakukan money-control. Di kesempatan ini pun, kami berdua bisa terjun langsung mengenal dunia bacaan anak-anak seusia Alma.

Buku-buku crita anak di Jepang sangat variatif dan menarik. Kalimat-kalimat yang dipakai pun sederhana. Selain itu tahan lama karena kebanyakan menggunakan kertas tebal/hard-cover. Pasaran harga buku baru di sini termurah adalah 460 yen (x 75 rupiah). Sedangkan apabila aku beli lewat auction, bisa seperempat harga. Kebanyakan sih buku "used", atau masih terhitung baru karena hanya tersimpan di rak buku si pemilik pertama. Tapi karena orang Jepang itu apik dalam memelihara barang, maka kualitas buku "used" ini pun tetap memuaskan.

Jenis buku yang aku beli sangat bervariasi. Fokusku pada buku crita untuk anak usia 0-3 tahun. Buku berbahasa Jepang dan berbahasa Inggris. Ada buku crita full gambar dan warna, namun ada juga yang berbentuk gambar timbul. Alma senang sekali mendapat banyak berbagai jenis buku. Dia akan membulatkan bola matanya, membulatkan bibirnya sambil berkata 'ho..ho..ho' serta mengarahkan jari telunjuknya ke arah gambar yang menarik perhatiannya.