Saturday, February 23, 2008

Gebrakan!

Aku punya beberapa orang teman yang punya kemampuan menulis. 4 orang temanku dah ngeluarin buku...wuuuiiih...urayamashii kagiri (jealous banget deh!). Gimana nggak ngiri, rasanya dalam hidupku kok ya nggak ada gebrakan kayak mereka. Padahal semua teman-temanku itu bukan penulis karbitan, tapi melewati berbagai proses pematangan diri. Tak sedikit dari mereka yang men-enchourage aku untuk menulis. Bukan sekedar menulis, tapi ampe nelorin karya yang bisa dibaca oleh banyak orang.
Inget-inget jaman SMP, aku punya kumpulan tulisan yang tak pernah selesai (heheh) sebanyak 3 buah buku. Semuanya berisi cerpen remaja yang endingnya 'terkatung-katung' alias belum berujung. Gara-garanya yaa..inspirasi mengembangkan tulisan macet di tengah jalan. Misalnya, lagi asyiik nulis harus menghadapi ujian semesteran, ya udah bubar jalan deh. Kalo lagi ada ide, buku kumpulan cerpenku itu langsung jadi santapanku.
Pernah satu kali aku menjerit kesenangan. Buah penaku diterima dan dimuat di majalah remaja ANITA (duuhh jaman jebot banget ya). Karyaku dihargai 30 ribu rupiah waktu itu. Buat anak SMP (tahun 80-an) dapat uang sebesar itu udah merasa paling kaya. Yang lebih terasa nikmat adalah ketika tiap hari melototin karyaku di majalah itu. Majalah ANITAnya ampe lecek. Tak lupa aku bandingkan karyaku dengan karya-karya utama lain yang dimuat. Seharian aku menari-nari sambil mengibas-ngibas uang 30 ribu rupiah. Keluargaku geli ngeliat tingkahku itu.
Kedua kali kebahagiaan seperti itu aku rasakan juga ketika karyaku di muat di tabloid anak-anak (dah lupa nama tabloidnya). Judul karyaku "MOMOTARO". Karya ini adalah hasil terjemahan dari cerita rakyat Jepang. Oh iya, waktu itu aku dah duduk sebagai mahasiswi FASA Jepang-Unpad (tahun 93-an). Dapat reward sebesar 55 ribu....hehehe ada peningkatan juga ya.
Ada sebuah email dari sahabatku yang baru aja merilis bukunya yang terbaru:
"Kalo aku gape berbahasa Jepang kayak mbak Novi, pasti aku akan terjemahin banyak buku. Trus tawarin ke penerbit-penerbit di tanah air. Hayolah mbak, cari bahan yang bisa diterjemahkan"
Aku mengelak belum sanggup dengan alasan sibuk ngurus Alma. Belum punya waktu cukup untuk menulis (mengasah kemampuan menulis). Padahal aku terus merenungi isi email dari temanku itu. Ilmu menulisku masih dangkal, perlu latihan dan latihan.
Sedangkan untuk hasil terjemahan, sebenarnya sudah puluhan karya yang kuhasilkan.Tersebar dalam bentuk booklet, buku panduan, majalah, pamflet, sedangkan isinya sangat beragam. Hanya saja semua itu aku kerjakan atas permintaan beberapa perusahaan. Jadi aku belum bermain secara single, masih 'disembunyikan' atas nama perusahaan.
Ketika aku membaca buku karyanya yang berjudul: "Ustad Jaka ijinkan aku menjitakmu, please!", perasaan urayamashiiku tadi kembali menjalari tubuh. Aku ingin sekali kembali menekuni hobby kecilku ini. Di kepalaku banyak sekali ide, tema, judul yang bisa diangkat menjadi tulisan. Tapi tentunya harus digodok matang untuk jadi sebuah barang dagangan. Ya Allah, keinginan menulisku setiap hari semakin membesar. Ada satu tema yang kini terus menerus menguasai imajinasiku dan ingin coba benar-benar kutuangkan dalam untaian kalimat. Kemudian mencoba untuk berjualan karya yang sebenar-benarnya. AKu ingin tau apakah akan ada kebahagiaan ke-3, ke-4 menghampiriku seperti dulu.
Yap, aku harus bikin gebrakan untuk hidupku.

Friday, February 22, 2008

Cerita winter kali ini

Februari 10 (minggu)

Dari tgl 9-11 Jepang libur kejepit, 3 hari. Selama 3 hari ini dimanfaatkan oleh penduduk Hokkaido untuk menikmati berbagai festival winter. Diantaranya yang terkenal adalah Yuki Matsuri, atraksi winter di Sato-rando dan night candle festival di kota Otaru masih wilayah Hokkaido.


On the road ke Sato-rando...

Sehari sebelumnya Kang Diky dah janjian dengan Pak Ananda, sahabat kami untuk keluar kota, yakni ke Sato-rando (Sato Land). Jam 9 pagi kami dah bangun,soalnya rencananya Pak Ananda akan jemput jam 11-an. Mengingat pentingnya mengkomsumsi makanan halal di perjalanan nanti, aku sempetin masak untuk bekel. Bikin gulai ayam, dendeng balado dan sayur oseng-oseng (dadakan semua). Kebetulan pada bawa buntut 4 orang (Alma, Hafid-4 tahun, Kiyo-2 tahun) aku bikinkan ayam nugget bumbu Jepang (karaage chicken) khusus buat mereka. Ada sih satu lagi infant-usia 4 bulan yakni Hoshi yang diajak. Tapi bayi satu ini udah disediain 'ASI' exclusif ama mamanya, jadi aman deh.

Ternyata eh ternyata kita brangkat jam 12 . Ini mengingat pentingnya sholat dhuhur dulu. Diputuskan juga untuk menjama sholat ashar ke waktu dhuhur (jama takdim). Biar hati tenang soalnya di lokasi itu nggak mungkin sholat, soalnya dimana-mana salju. Kalo summer sih enak sholat di alam terbuka, beda kalo lagi winter dah gitu ini traveling pertama buat kami jadi nggak kenal medan. Lagipula jaraknya memenuhi persyaratan untuk di jama.



Nyampe di wilayah Sato-rando dah jam 1 lebih. Lumayan juga antrian panjang mobil yang mau masuk wilayah parkir. Puanjang deh kayak ekor ular...hiiiiiiii sheyem. Mobil yang disetiri Pak Nanda akhirnya 'terpaksa' ikut ngantri deh (catet ya: terpaksa). Sebenarnya ada 2 pintu masuk ke wilayah parkir utama, tapi yang satu nggak buat orang umum, diperuntukkan khusus buat kankei-sha (orang-orang terkait???..) gitu penjelasan tukang parkirnya. Ada juga sih pilihan lain, tapi rada jauh dari Sato-rando yakni di wilayah Moerunuma Park (tetangganya Sato-rando) tapi Pak Nanda males takut repot mindahin para bocah. Akhirnya ikutlah antrian ekor ular tadi.
Tapi enaknya ngantri di Jepang tuh tertib. Nggak ada yang main slonong boy motong. Semua sabar nunggu giliran maju. Nggak sampe 30 menit kita udah masuk dan markir mobil. Udah gitu 'upacara' nurunin bocah2. Hoshii-kun (kun, sebutan untuk 'nak, dik' kata penunjuk untuk manusia) diberi mimik dulu. Yang lain-lain sih udah ready dengan perut kenyang. Bekel yang aku buat diputuskan ditinggal di mobil. Semua sepakat, lebih baik main sepuasnya dulu baru ntar makan di mobil. Hmm..bener juga.

Sebenarnya ada rencana mendadak yang diputuskan di perjalanan tadi. Yakni, sesudah main di Sato-rando ada niatan pergi ke kota Otaru. Di situ ada festival pahatan es juga. Tapi bagusnya malam hari, karena nanti ada candle-light yang terapung di sungai Otaru. Semua semangat, kecuali aku yang masih mikir*** Takut nggak PD ke mana-mana dalam udara dingin.

Nyampe juga nih di Sato-rando. Wuuuuiiih dimana-mana putih bo. Lupa ngecek suhu udara di situ, tapi kalo dirasakan naga-naganya minus 11. Soalnya nggak ada daratan (eh maksudnya rumput gitu) yang keliatan cuma daratan salju. Jadi ingat film-film tentang kutub utara.

Sangking luasnya kita bingung mau ngapain. Banyak atraksi menarik di sepanjang kaki


melangkah. Mulai tukang jualan makanan, penyewaan zori (semacam alat penarik yang bisa dinaiki anak2)...eeh ini bukan atraksi ya. Oh iya, ada atraksi banana-boat, donut boat, rifting-sky, macem2 deh. Yang kumaksud dengan banana/donut boat itu adalah perahu plastik berbentuk banana/donut yang ditarik oleh motor-sky. Dengan kecepatan tinggi membuat donut boat berputar-putar. Kalo naik itu harus brani tegang deh. Kami ingin coba naik (minus aku soalnya kan bumil, bisa brojol kalo naik..hihihi), tapi ngeliat antrian panjang bikin batal. Akhirnya jalan santai sambil coba-coba menikmati atraksi-atraksi itu dari jauh.




Nggak nyana ada SL bus (mirip kreta) lucu lewat didepan mata kami. Akhirnya naik deh, soalnya keliatan aman buat anak2 juga. Apalagi Bu Nanda bawa baby-car, lumayan bisa diangkut sekalian. SL bus ini mengitari Sato-rando. Mayan....daripada nggak nyoba apa pun...hihihii. Dengan naik SL bus ini kita jadi tau bahwa di dalam Sato-rando ini ada pabrik susu. Juga ada peternakan dan perkebunan buah-buahan. Aku memang pernah liat iklannya, bahwa ada kegiatan di situ setiap summer. Ah jadi pengen bawa Alma berkunjung ke pabrik susu, liat sapi-kuda di peternakan dan metikin strawberri di sini.


Area permainan di Sato-rando ini luas banget. Di sana sini banyak tenda, juga pahatan es. Bentuknya macem-macem. Ada seluncuran raksasa yang dibangun dengan bahan es tadi. Di sini antriannya panjang banget. Menurut analisa Bu Nanda, yang menikmati berbagai atraksi di sini adalah orang dewasa kalo nggak anak2 usia SD. Udah bisa dilepas dan cukup hanya diawasi dari jauh. Kalo bocah-bocah kami sih masih ada yang digendong, Alma aja kalo jalan masih kayak orang 'mabok', yaaa..nggak bisa ikutan 'bersaing' dengan yang lain. Kita akhirnya foto-foto aja. Alma sempet terpukau dengan boneka Miffy besar (daripada badannya sendiri) yang dipajang di tengah-tengah wilayah bermain. Alma ampe senyum lebar, megang-megang si miffy, lucu banget deh ngeliatnya.
(cerita berikutnya : go to Otaru..bersambung)











Monday, February 18, 2008

Hikmah di hari minggu

Minggu, 04.30

Di tengah heningnya malam dan lelapnya tidurku, tiba-tiba ada suara-suara mengeluh.
"Aduh...aduh..aduh..".
Aku pikir ini mimpi, tapi kucoba buka mata di tengah remangnya lampu tidur.
Alma lelap, menguasai hampir 1/2 tempat tidurku (kami).
Kuliat ke sebelah kananku, ternyata kang Diky tengah duduk dengan kepala menunduk-nunduk.
Suara keluhan tadi dari akang.
"Kenapa kang...,"tanyaku.
"Mata..mata akang nggak bisa dibuka!."
Aku sedikit bingung, tapi ngeliat suamiku yang memegang-megang matanya jadi bangun juga deh. Pas ngeliat bagian wajah suamiku ada banyak air mengalir dari matanya. Wah aku jadi khawatir.

Kuusap pipinya dan bertanya apa yang dirasakan.
"Kelopak mata akang benar-benar nggak bisa dibuka nih. Dah gitu rasanya sakiiit banget."
Suamiku menendang-nendang kakinya pertanda emang sakit.
"Kayak ada kerikil di dalam mata"
Waduh beneran nih. Kasian banget deh ngeliat suamiku setengah mengerang menahan sakit. Akhirnya kami atasi dengan cara memberi obat tetes mata dan mengompres dengan air panas.

Tapi nggak ada hasilnya. Bahkan suamiku nggak bisa tidur ampe jam 9 pagi. Suamiku minta aku tidur karena kondisi kehamilanku. Lagipula ini hari minggu jadi nggak ada praktek dokter yang buka. Harus di cek dulu ke Health Information Center, nanya dokter di mana yang jaga hari ini. Itupun mesti nunggu jam 9 pagi baru bisa nelp. Biasanya praktek dokterpun rata-rata buka jam 9 pagi.
Suamiku itu orangnya tabah banget. Lagi sakit luar biasa pun tapi hanya diam meredam rasa sakitnya. Beda ama aku yang biasanya akan mengeluh ampe bikin repot orang serumah.
*******************************
Jam 9 pagi aku cek ke HIC. Setelah dapat info kami siap-siap brangkat. Berhubung kondisi mata akang yang nggak bisa dibuka, akhirnya kami panggil taksi ke rumah. Selama perjalanan aku baru tau kalo tempatnya jauuuuuuhhh banget. Pake taksi aja 30 menit. Ongkosnya aja 2,800 yen..ini rekor tertinggi kami bertaksi.
Selama perjalanan akang hanya tidur, mungkin sambil menahan rasa sakit. Aku berusaha menikmati perjalanan, karena selain jarak yang jauh juga aku melihat pemandangan baru selama perjalanan.
Sesampainya di dokter 'jaga' akang kudaftarkan. Untung tidak banyak pasien. Akang hanya nunggu 1 orang saja sebelum akhirnya masuk ke ruang periksa. Pertama, mata akang diukur dengan alat. Beberapa kali bunyi kamera di alat itu. Sepertinya mata akang diukur. Beberapa kali akang terkejut dengan bunyi 'tuk' 'tuk', ketika kameranya beraksi. Perawat yang mengambil foto mata akang 2 kali menyuruh akang melebarkan kelopak matanya. Jelas akang tidak sanggup, namun begitupun akang tetap berusaha keras membuka kelopaknya. Aku terenyuh melihatnya.
Alma yang kupangku menatap lekat ayahnya di meja periksa. Kemudian kami pindah ke ruang dokter, untuk mendapat penjelasan. Dokternya dokter pria, sebelum menjelaskan apa penyakit akang sekali lagi akang duduk di sebuah alat. Seperti akang mengukur mata akang tadi. Dokter pun memeriksa dengan teliti. Sesekali bergumam bahwa 'bagian putih mata anda merah sekali yaa..'. 'Tapi korneanya nggak apa-apa nih'...
Akhirnya kami dapat penjelasan bahwa nama penyakit akang itu 'kyusei ketsumaku-en' (acute conjungtiva). Penyebabnya virus. Biasanya diakibatnya penularan dari orang lain. Kerja akang memang sering pake mikroskop, jadi bisa saja dari alat tersebut. Alat yang dipenuhi virus dari orang lain.
Akang dan aku ternganga. Soalnya ini yang kedua kali akang kena penyakit yang sama. tapi yang pertama dulu nggak sampe parah. Ketika kutanyakan kenapa kali ini kelopak matanya nggak bisa dibuka?. Dokter bilang karena radangnya parah. Memangnya mata akang meraaaaaaaah banget. Sel-sel tipis di bagian putih mata akang tuh 'menyala-nyala seperti api'.
Yang membuat kami senang adalah akhirnya kelopak mata akang bisa dibuka. 5 jam setelah diberi tetesan obat. Akang disuruh balik lagi kalo sampai 5 hari kedepan nggak ada perubahan. Obat tetes mata yang diberi dokter dipakai 4 kali sehari. Akang minta ijin ke labnya untuk istirahat beberapa hari.
Ketika kondisi agak membaik, sore sudah menjelang.
Suamiku keluar dari kamar tidur setelah dia beristirahat dari kepenatan tadi malam. Tiba-tiba suamiku berdiri di dekatku dan berucap:
"Terima kasih ya. Dah nganter akang ke dokter"
Aku senyum, "doitashimashite (sama-sama) kang".
"Apa yang akang pikirkan tadi?"
"Akang pikir akang buta...."
Terus terang aku pun sempat berfikir ke arah itu.
Tapi ada satu kepercayaan dalam diriku bahwa:
"Apapun cobaan dari Allah swt untuk akang, aku akan tetap setia mendampingi akang".
Karena istri adalah kaki untuk suaminya ketika langkah kakinya terhenti. Istri adalah tulang punggung untuk suaminya ketika tubuhnya berhenti bergerak. Begitu juga sebaliknya. Semua Allah swt tentukan dan untuk itulah kami bersatu dalam sebuah pernikahan.

Saturday, February 16, 2008

Home Schooling lagiihh




Hari sabtu (16 Sept) semua dah melek dan mulai beraktifitas jam 8 pagi. Aku mulai sibuk ketak..ketek..ketik (bukan komputer loh) di dapur. Motong-motong sayur, masak gulai ayam, dan perkedel kentang buat branch. Keluarga kami kalo dah weekend jadwal breakfastnya pasti deh gabung ama jadwal luch. Pagi2 paling minum teh hangat ama camil-camil roti yang bertebaran di atas kulkas. Sedangkan Alma dah kenyang ama susu 'gunggung' nya. Biasanya ditemanin pisang, tapi berhubung lagi nggak ada stock akhirnya diganti ama apel hijau. Kata orang makan apel di pagi hari itu nilai vitaminnya 'emas' loh. Kalo siang bernilai 'perak' sedangakan kalo malam 'perunggu'.

Nah sambil nunggu hidangan branch tadi, my hubby yang dah beres ngaji mangku Alma. Biasalah, sambil nyantai belajar. Aku sesekali memperhatikan suami yang asyiik ngeliatin kartu-kartu bergambar ke Alma.

Akhir-akhir ini kami takjub banget karena jumlah kartu yang bisa diperlihatkan ke Alma dalam sekali 'duduk' udah nyampe 500 lembar. Bukan kuantitasnya sih yang kami nilai, tapi kualitasnya. Dengan bertambahnya jumlah kartu yang dipelajari Alma setiap 1 kali duduk tadi, berarti 500 gambar baru dia lihat, 500 kata-kata yang terinput di kepalany. Yang bikin makin takjub, nih bocah nggak bosaaaan melototin kartu-kartu tadi. Sesekali dia nunjuk-nunjuk terhadap kartu yang kami nilai paling diminatinya. Nyang capek malah kita-nya. Alma sendiri akan ngeloyor pergi kalo dah bosan.


Selain itu aku yang hampir 24 jam bersosialisi ama Alma juga ngerasain perkembangan yang sama pada kegiatan membaca. Satu kali duduk, aku bisa bacain 30 buku cerita ke Alma. 1 buku cerita itu tebalnya 10 lembar halaman. Biasanya kalo dah mulai membacakan buku cerita, Alma aku pangku. Dia akan terbahak-bahak kalo aku ngeluarin bunyi-bunyian ketika membaca. Atau kalo aku niurin gaya mimik wajah atau sikap dari tokoh cerita. Dia akan menirukan gerakan-gerakan itu.


Alma juga dah banyak ngoceh kalo dibacain buku. Walaupun dia belum hafal huruf, tapi kata-kata yang keluar dari bibir mungilnya bagi kami sangat-sangat berarti. Kebayang deh bakal cerewet...heheheheh

Koleksi buku Alma dah hampir 70 an. Semua udah kita bacain, berulang kali. Rasanya harus mulai beli yang baru lagi nih. Semoga program HS di rumah kami benar-benar bermanfaat untuk Alma (dan calon adiknya) di masa depan.

Si Penyuka Ikan


Ikan merah, ikan biru..begitu istilah yang dipakai di Jepang sini. Maksudnya, kalo ikan merah itu seperti ikan salmon, ikan mas. Sedangkan ikan biru itu misalnya ikan tongkol.

Tapi buat anakku semua jenis ikan itu favoritnya. Kalo dah ngeliath ikan, tangannya dah gatal ajah. Nggak sabar nunggu suapan ibunya, tangan mungilnya dah ngomot ikan-ikan itu. Buat anak batita kayak Alma, ikan berduri banyak or berduri sedikit tak jadi masalah. Nyang penting mau main dimasukin aja ke mulut kecilnya. Yang repot yaaa..aku or suami lah.

Selain ikan2 berukuran besar, ikan teri pun dah terdaftar dalam menu favorit Alma. Sejak usia 6 bulan lidah Alma lebih banyak mengenal rasa ikan daripada daging. Soalnya di Jepang emang dianjurkan begitu. Kalo liat menu makanan instant buat batita pun yang mendominasi adalah 'teri'. Dah gitu jenis seafood, baru deh daging2an.

Alhamdulillah karena udah terlatih sejak kecil, sekarang kebiasaan makan ikan nggak pernah brenti. Ayam, daging sapi, hati ampela juga disantap Alma sih. Tapi makannya nggak selahap kalo nasi putihnya dihiasi ama salmon.

Monday, February 11, 2008

Alma akhir2 ini


Di child support center

Akhir Januari akhirnya aku jadi brangkat ke sebuah tempat yang bernama "Kodomo shien senta-". Artinya 'child support center', letaknya masih di wilayah Kota Sapporo, tapi aku mesti naik subway untuk menjangkau tempat itu. Lumayan jauh sih, apalagi kalo naik turun subway, trus ditambah jalan kaki sekitar 10 menit. Yang bikin terasa jauh adalah karena aku lagi hamil, gendong Alma plus di'payungi' ama hujan salju...hehehehehhe..udah deh brasa capek gitu.

Kebetulan aja waktu pergi ke sana cuaca nggak mendukung. Ampir aja aku give up di tengah jalan, tapi kadung dah niat dan rasa penasaranku tinggi akhirnya nyampe juga.

Apa sih tempat itu?. Kok ampe dibela-belain ke sana?.
Iya nih, aku suka hunting tempat main buat Alma tapi yang bernuangsa playgroup. Bukan hanya yang tempatnya banyak mainan (bukan seperti child-corner di departement store), tapi juga aku bisa coba buka link baru dengan para ibu-ibu Jepang.

Ke tempat ini juga karena direkomendasikan oleh Ms. Kuwajima--seorang aktifits NPO bidang parenting di kotaku ini. Ketemu ama Ms.Kuwajima ini di salah satu pertemuan ibu&anak.
Suatu hari aku curhat ama dia.
Saya rasanya susah deh bikin teman baru di Sapporo sini.
Ibu-ibu Jepang yang saya temui di klub-klub anak&ibu biasanya jaim2 (:).
Mereka nggak mau nyapa aku. Mereka takut aku nggak bisa bahasa Jepang kali ya...
Ms.Kuwajima: Hmm..bisa jadi. Tapi emang gitu orang Jepang, malu-malu.
Aku: Iya sih, tapi nggak semuanya. Ada aja 1,2 orang yang nyapa aku. Itupun kebanyakan para staff or volunteer. Kalo para ibu2nya hmm...kadang bikin aku bete. Soalnya, pernah aku brusaha gabung, eee..tetap aja dicuekin.
Ms. Kuwajima: ngekek...
Gini aja, kamu coba pergi ke Kodomo Shien Senta-. Lokasinya ntar aku bikinin peta deh. Di sana tempatnya luasssss banget. Banyak anak2, para ibu, staff dan volunteer yang mondar-mondir. Mungkin di sana kamu bisa lebih enjoy. Soalnya waktu bukanya everyday, termasuk hari sabtu-minggu-dan libur nasional.
Aku: wah....(a little bit takjub).
Nah itulah yang bikin aku penasaran. Kayak apa sih tempat itu.
Pas nyampe ke sana, sebenarnya udah takjub dari gerbang depannya. Tempatnya tuh luassss banget. Ada petugas keamanan yang juga bertugas sebagai reseptionist. Setiap yang datang akan disuruh ngisi formulir. Buat yang udah pernah datang sekali udah punya kartu khusus, jadi nggak perlu nulis lagi. Cukup ngeliatin kartu itu.

Nah masuk ke bagian anak itu aku makin takjub. Selain karena hangat (iyalah wong diberi pemanas ruangan), juga full anak2!!. Udah terdengar suara lincah anak-anak dari pintu masuk. Aku langsung disambut ama seorang staf. Ramah banget. Trus nggak berasa kayak orang asing. Aku disambut dengan tatapan "engkau sama dengan kami loh..."(hihihiih).

Aku diberi kartu untuk pertama kali datang dan member-card. Juga diberi kartu yang ditempel di dada bertuliskan *hajimemashite, selamat berkenalan* (untuk pedatang baru). Setelah itu mereka mengantar aku keliling ruangan sambil memberi petunjuk ini itu.
1. Ada beberapa ruang di center ini. Ruang besar ada 2, yakni ruang buat anak usia 2-3 tahun dan ruang baby-1 tahun. Ini membedakan anak-anak yang udah bisa lari sana lari sini ama yang masih 0 bulan-baru bisa berjalan. Biar aman ketika bermain. Termasuk jenis permainannya pun di setting buat usia2 mereka.

2. Ada sosialisasi room bersama. Di tengah ruangan, ada grand-piano, komputer, buku2 cerita, dll. Di sini sering para staff atau volunteer bikin acara dadakan. Misalnya, nyanyi bersama, mendengar cerita dari para staf/volunteer, mengiringi anak2 yang ingin tampil nyanyi. Diskusi seputar masalah ibu-anak, dan banyak lagi.

3. Fasilitas lengkap mulai dari ruang menyusui (nursery room), ampe kasur buat anak-anak yang mau tidur. Yang hebohnya, aku melihat pemandangan para ibu juga kadang udah ngolor bobo bareng anak2 mereka. Iiiih...berasa di rumah sendiri kali ya.
4. Ada toilet super duper bersih, buat para orang dewasa juga anak2.
5. Ada perlengkapan makan (tapi makanannya bawa sendiri2). Kalo dingin tinggal pake microwave untuk memanaskan. Air hangat, tersedia. Kursi dan meja makan tinggal tarik dari lemari penyimpanan. Bahkan sering para staf turun tangan buat nyervis para pendatang.
6. Ada brangkas penyimpanan barang2 berharga (khusus).
Masih banyak lagi bagian2 yang aku nggak sempat liat. Luas banget sih. Yang menyenangkan di sana, benar-benar kayak di rumah sendiri. Trus sosialisasinya enak. 10 menit setelah aku duduk rapi dan membiarkan Alma melata ke mana-mana, seorang staf datang menyapa. Ngobrol ngolor ngidul. Sementara Alma gampang diawasi karena banyak banget ibu-ibu yang perhatian ke anak2 lain. Jadi kitanya nyantai aja. Koleksi mainan di sana bikin Alma heboh. Doski udah tereak-tereak lihat bola-bola kecil yang jumlahnya banyak...

Di beberapa sudut aku liat ada anak2 yang menggambar, ada bayi masih 1 bulan yang asyik melototin gym dengan mainan bergantung. Para ibu asyiik ngegosip, atau duduk-duduk di lantai sambil ngobrol ama para staf. Pokoke nggak ada malu-malu deh di sana.

Senang main ke sana, ingin lagi. Tapi berhubung rada jauh, dan masih musim dingin aku pending dulu keinginan hati ini. Pengennya bawa suami, biar juga tau tempat itu. Bisa jadi spot date kita waktu weekend tiba. Anak main sepuasnya, gratis, bisa tidur-tiduran, bisa belajar banyak hal dari para staf.

Winter 2008


Winter di sini masih berlanjut. Sejak seminggu lalu diselenggarakan Yuki Matsuri. Festival pahatan es, bentuknya macem2. Ukurannya pun macem2. Tahun ini perwakilan dari Asia adalah Singapura, Thailand, Hongkong. Indonesia belum nich...Berdasarkan gossip tahun depan bakal ada peserta dari Indonesia. Emang sih negara kita nggak bersalju, tapi pengrajin pahat patung kan buanyaak tuh.

Saturday, February 09, 2008

Nggak produktif, nggak PD...

Sekarang dah februari tengah. Kehamilanku lancar, sehat cumaaaa mual-mualku 'mayan parah.
Kata orang sih 'morning sick' tapi buatku kali ini 'everytime sick' ...hihihihi. Nggak siang, nggak malam, apalagi pagi.
Pas winter gini cepat terangsang mual. Udara dingin, badanku cepat freezing. Kalo dah gitu udah deh pasti langsung sembunyi di balik selimut. Kalo ada hubby, pasti jadi sasaran. Doski yang lagi lelap tertidur pasti aku bangunkan. Aku bakal kasak kusuk ke dalam selimutnya..eits..jangan negative gitu ah. Aku cuma ingin megang kulit tubuhnya. Suamiku tuh badannya angeeet banget. Aku juluki dia 'stove-man' sedangkan aku 'snow white' (ehem..ehem..).
Speak speak about winter, aku jadi ngerasa nggak produktif. Ini ada kaitannya ama order terjemahan yang alhamdulillah banyak ngalir. Rejeki ngalir seperti doa-doaku ba'da sholat dhuha. Tapi ya itu, aku nggak tahan kalo mesti kerja tengah malam. Knapa tengah malam sih?. Iyaaa soalnya jeng Alma kan udah pulezzzz. Kalo siang bolong mana bisa aku ketak ketik, bisa-bisa hancur semua hasil terjemahanku. Anakku kan dah aktif banget, mana betah dia ngeliat kompi dipajang di depan matanya. Kalo ngeliat aku serius dia nggak suka. Dia inginnya diperhatiin. Akibatnya, setelah jam 11 malam aku bisa kelayakan di ruang tengah buat mulai gawe. Tapi eh tapi lagi, aku cuma bisa bertahan 1 jam. Rasa dingin lebih menguasaiku dan membuatku menyerah. Apalagi kalo di kamar tidur ada 2 makhluk yang pulezz di temani kehangatan dari stove. Bukannya aku nggak pasang stove di ruang kerja, tapiii mungkin karena hamil juga jadinya rasa dingin itu datangnya dari dalam tubuh. Kalo dah gitu, selimut tebal juga nggak mempan deh nahan rasa dingin itu.
Akibat nggak produktif itu aku jadi keteteran sendiri. Biasanya dalam 1 jam aku bisa menterjemahkan minimal 10 lembar. Tapi sekarang 1 halaman ajah nggak kelar-kelar. Yabai..yabai (kacau). Ntar terpaksa deh begadang buat ngeberesinnya. Sekarang ini aku lagi dapat order menterjemahkan manual forklift. Coba deh, udah bukan bidangku, thus nggak semangat pula ngelawan dingin....
Speak speak soal kemampuan menerjemahkan (Japanese-Indonesia-English). Sebenarnya aku lagi nggak pd nih. Aku sering ngerasa kok otakku nggak sebriliant dulu (jyeee). Apa ini juga efek dari winter yach?. Walaupun sebenarnya setiap hasil terjemahan yang kukirim ke client, nggak pernah ada keluhan. Selalu langsung ok...Krisis percaya diri ginih harus diatasi secepatnya. Aku bilang ke suamiku, akhir tahun ini pengennya ikutan lagi ujian kemampuan bahasa Jepang. Aku dah punya level tertinggi, 2 kali lulus pula. Tapi tetap aja ngerasa kok ya aku mundur nih. Suamiku nganjurin, ya udah mulai sekarang banyak training soal2 biar ntar nggak mubazir. Lagipula kalo desember jadi ikut anak keduaku masih baby, akan terpaksa di tinggal untuk 3-4 jam. Hubby sih akan kooperatif katanyah.
Duuh..doain aku biar bisa lebih PD yach.
Segicu dulu kasak kusuk kali ini