Wednesday, November 28, 2007

Mesjid baru di Sapporo

5 Oktober 2007
Merupakan hari bahagia bagi seluruh warga muslim se Hokkaido Pref. Terlebih bagi warga muslim di Sapporo. Kenapa?. Soalnya setelah melalui perjuangan menabung bertahun-tahun, juga kesabaran atas perbedaan pendapat di antara kaum muslim itu sendiri, akhirnya terwujud juga rumah Allah baru di bumi bersalju ini. (foto di kiri: pemberian tausiyah tentang Islam kepada pengunjung umum hari itu. Oleh Mr. Sumi, seorang muslim berwarganegara Jepang).


Siapa yang tidak bahagia, karena akhirnya warga muslim di Sapporo dapat dengan terbuka beribadah. Tanpa harus berantem dengan warga sekeliling yang minim pengetahuan tentang Islam. Tanpa harus bersungut-sungut karena di setiap kegiatan ibadah, ada saja intel-polisi yang nyelip. Khusus hari itu, kegiatan peresmian mesjid diliput oleh 3 stasiun tv lokal Sapporo, juga ada pengenalan tentang Islam (dilengkapi dengan pembagian hand-outs tentang Islam dlm bahasa Jepang), dan acara syukuran ramah tamah dengan para muslim/muslimah dan non-muslim Jepang. Berhubung hari itu masih dalam rangka bulan Ramadhan, selesai peresmian mesjid HIS (Hokkaido Islam Society) mentraktir kaum muslim berikut anggota keluarganya berbuka puasa di restoran India.

Kini siapa pun bisa dengan bangga melihat tulisan : "MASJID SAPPORO". Nggak ada kubah seperti layaknya sebuah mesjid, tak ada corong yang mengumandangkan azan hingga keluar bangunan, tapi yang penting adalah betapa berarti bangunan itu untuk semua muslim beribadah.

Tidak hanya dipakai untuk sholat, tapi juga banyak kegiatan di dalamnya. Seperti TK-Al Quran, belajar tajweed, belajar Bahasa Arab, tausiyah, pengajian dll.

Layout dalam ruangan pun sangat baik, rapih dan bersih. Lt satu bangunan ini terdapat ruang sholat utama bagi kaum pria. Dilengkapi dengan tempat berwudhu. Di bagian depan ada rak tertutup untuk meletakkan sepatu. Bentuknya seperti lemari, khas orang Jepang. Jadi kalau banyak orang yang datang ke mesjid, 'genkan' (bagian depan setelah pintu masuk) tidak berantakan oleh sepatu-sepatu jemaah. (foto di dibawah ini adalah diruang dapur).

Bersih, itulah kesan yang kunikmati. Di lt 2 ada 3 ruang utama. Yakni, ruang sholat untuk jamaah wanita (dilengkapi baby-bed pula!). Ada banyak mushaf, buku-buku agama dsjnya. Ruang lainnya adalah dapur, freezer besar untuk jualan daging halal, dan ruang silaturahmi. Kalau dulu wanita yang membawa anak-anak akan memenuhi ruang sholat, dan ketika anak-anak menangis atau bermain akan mengganggu ketenangan beribadah. Nah sekarang ada ruangan serbaguna yang bisa dimanfaatkan untuk mereka. Juga untuk para wanita yang sibuk mengurus anak-anaknya. Di setiap lantai ada kamar mandi (toilet dan shower room). Subhanallah, jerih payah panitian HIS (Hokkaido Islam Society) akhirnya terwujud juga. Yakni sebuah mesjid yang menyenangkan hati.

Banyak cerita dibalik berdirinya mesjid ini. Salah satunya adalah gontok-gontokan soal lokasi (hihihi...ternyata nggak di Indonesia nggak di Sapporo ya!). Ada satu dua orang yang ambisius dan menentang pembelian bangunan sekarang ini, dengan alasan bangunan itu bermasalah hukum. Mungkin dibalik itu mereka ingin agar HIS mengucurkan dana untuk membeli bangunan di wilayah lain yang notabene hasil kasak kusuk mereka pribadi. Biar dapat untung gitulah!. Padahal mesjid yang sekarang, letaknya sangat strategis. Dekat dengan salah satu subway, dekat dengan universitas Hokkaido, dengan Sapporo Stasiun (main stasiun), dan dekat dengan Warung Jawa (Resto Indonesia yang juga jualan daging halal). Bagiku yang lebih menyenangkan adalah dekat dengan tempat tinggal kami (hehehee). Jalan kaki cuma 5 menitan deh.

Ada lagi masalah seperti kurangnya dana. Hampir puluhan juta yen diperlukan untuk membeli bangunan itu. Padahal tabungan HIS nggak lebih dari ratusan ribu yen. Tapi dengan hidayah dari Allah swt, banyak juga warga muslim yang tanpa segan merogoh tabungan keluarga mereka pribadi untuk bersedekah demi mesjid baru ini. Kami salah satu diantaranya, alhamdulillah. Ada juga kebingungan ketika hendak mengeluarkan uang yang tidak sedikit, tapi untuk kami sadar bahwa uang yang ada sekarang itu semata-mata dari Allah swt dan kembali kepada-Nya.

Hanya tinggal tetap ada PR . Yakni: mampukah kaum muslim se Hokkaido menjaga kebersihan mesjid baru ini. Selain itu tentunya memakmurkannya.

Semoga Allah swt memberikan tiang-tiang mesjid di surga kelak buat kami semua. Amin ya rabbil 'alamin.




Thursday, November 08, 2007

di ITA(lian) RESTO



Sehari setelah lebaran, aku dan suami (tentunya neng kecil) jjs ke pusat kota. Hari itu aku janji mau nraktir suami makan enak. Kebetulan aku menang permainan darts (baca 'open house') dan dapat hadiah uang. Keluar rumah udah dalam kondisi lapar berat. Akhirnya kami berlabuh di resto favorite. Di sini kami pesan pizza yang ueenaaknya sedunia deh (tapi nggak ada fotonya nih...).Beginilah wajah-wajah yang udah laper berat....Sementara Alma pulezzz.....






Kosa Kata Alma

Ibu: Alma, ini gajah.
Alma: 'ajjah'

Ibu: Alma ini siapa? (nunjuk ke foto ayahnya).
Alma: 'ayyah'

Ibu: jo-zu ne (pinter ya)

Ibu: Alma coba bilang Allah.
Alma: 'awah'
Ibu: Allah..Allah (ditakhfim kan..)
Alma: 'awwah'

Ibu: Kalau 'Ibu?'
Alma: 'appah'???
Ibu: yaaa..kok appah sih nak. Ib-bu, coba bilang lagi.
Alma: tatatatata...tatatata..tatatata (ngoceh panjang).

Jualan Alma

Jual Alma..jual Alma...heheheheheh.

Wednesday, November 07, 2007

Kebiasaan Membaca

Sejak usia Alma masih 1 bulan aku sudah memperlihatkan buku cerita kepadanya. Bayi mungil yang hanya mampu telentang itu terlihat sangat antusias dengan gambar di depan matanya. Aku belajar dari kebiasaan masyarakat Jepang yang sudah membiasakan diri dan keluarga mereka untuk membaca sejak usia dini. Bahkan sekarang muncul trend baru, bahwa kebanyakan calon ibu sudah mulai membacakan buku cerita untuk bayi yang masih di dalam perutnya.

Hasil praktek membaca buku cerita untuk Alma sudah terlihat hasilnya ketika Alma berusia 8 bulan. Dia sudah tidak lagi aneh dengan buku-buku cerita yang sengaja kuletakkan di berbagai sudut rumah. Dengan santainya dia membolak balik halaman buku. Kemudian berceloteh sendiri. Geli deh melihat Alma yang asyik komat kamit sambil ngeliat gambar-gambar. Bahkan ketika aku bawa ke dokter, atau ke apotek pasti dia senang kalau diletakkan di book corner. Pada umumnya, di tempat praktek dokter (baik itu rumah sakit maupun klinik), kemudian apotek pasti ada sebuah sudut yang dilengkapi buku anak dan dewasa. Jadi para ortu yang bawa anak2 nggak mesti sibuk menenangkan anak-anaknya yang merasa bosan. Tinggal taruh saja di sudut yang kumaksud, maka dengan sendirinya mereka akan menikmati waktu di sana. Selain buku, juga ada mainan seperti boneka tangan, kerajinan origami/kertas lipat berbentuk macam-macam yang biasanya hasil karya para suster. Mungkin ini juga taktik para dokter biar pasiennya betah ya!.

Saat ini kebiasaan membaca bagi Alma terus berlanjut. Bergantian dengan suamiku, dikala waktu yang tepat kami membacakan buku cerita buatnya. Sambil santai saja, tidak terlalu memaksa dan mengikat. Kalau Alma dah bosan ya sudah...tidak perlu diteruskan. Untuk membuatnya tertarik, maka per halaman kami hanya memperlihatkan sekitar 1 detik saja. Ya, cukup 1 detik saja. Kata seorang psikolog anak--Mr. Nishimura--kenalan kami, bayi/anak itu hanya mampu berkonsentrasi selama 5 menit saja dalam mengerjakan satu hal. Makanya jangan terlalu bertele-tele bila membacakan cerita. Buat saja cerita sendiri, baik itu dengan kalimat pendek atau suara-suara tiruan. Seiring dengan bertambah usianya, barulah dia dikenalkan dengan kalimat-kalimat yang lebih panjang lagi. Makna daripada 1 detik itu sendiri adalah untuk menumbuhkan keingintahuan anak terhadap benda-benda yang dihadapkan kepada mereka.

Setiap hari kami upayakan membacakan buku sebanyak 5 buah. Jenis buku dan pengarangnya selalu berbeda. Isi bacaan sebaiknya bervariasi, ini bertujuan agar kelak anak kita bisa menyerap berbagai macam tulisan/karangan/buku. Ini pun atas saran Mr. Nishimura. Aku selalu pinjam buku ke perpus wilayah, gratis. Sekali pinjam bisa sampai 10 buku. Buku bacaan untuk Alma tidak mesti buku untuk bayi, tapi bisa juga bacaan lain. Yang penting, gambarnya mudah dicerna anak/big size.
Semoga upaya kami ini mampu menjadikan Alma cinta akan bacaan. Silahkan dicoba kepada buah hatinya yaa...

Autum 2007


Sabtu, 3 Nov 2007


Hari ini bertambah lagi kenangan baru bagi kami ber-3. Ini autum pertama kali setelah Alma lahir. Autum sebelumnya Alma masih di perut.

Lokasinya di dalam kampus akang, Hokkaido Univ (biasa disebut HOKUDAI). Alma terbengong-bengong liat warna serba kuning di depan matanya. Kami letakkan Alma di rumput yang dipenuhi dengan serakan autum leaves. Sungguh berkesan.

Warna jaket musim dingin Alma hari ini adalah white-yellow. Jadinya matching ama suasana autum. Berkat kombinasi warna baju ini, Alma jadi model tuh. Ketika Alma kami letakkan di rumput, banyak yang moto Alma.
Komentar mereka:

"cocok ya ama warna daun"; "lucu banget kayak boneka"; "matanya kuri-kuri (bulet)"....Kami nggak nyangka bakal narik perhatian banyak orang. Alma yang difoto ama banyak orang cuma bengong aja..(liat deh ekspresinya).

Sebagian foto-foto diambil oleh rekan kampus akang -Mbak Eli-yang kebetulan juga lagi menikmati autum. Pemandangan autum memang terasa sekali bila dinikmati di sekitar kampus dalam tempat akang beraktifitas sekarang ini. Di sepanjang main-gate sudah menguning, coklat keemasan dan merah tua yang dipadu dengan sisa hijaunya dedaunan. Kolaborasi yang manis.

Tahun ini pihak Univ. sengaja menetapkan peraturan yakni tidak mengijinkan kendaraan motor/mobil/sepeda lalu lalang di dalam kampus. Surga sekali untuk pejalan kaki yang ingin menikmati indahnya pemandangan di sini. Aman juga untuk anak-anak balita yang berlari ke sana ke mari.





Baju Baru Kiriman Nenek

Alma dengan baju barunya. Kiriman dari nenek dan angku di Sadang Luhur. Warna merah menyala ala western girl zaman baheula. Lucu banget dan ada jilbabnya. Nenek ngirimin buat Alma agar bisa dipakai pada saat Lebaran tahun ini, tapi datangnya lebih telat dari hari raya...hahahah.

Baju ini sudah dipakai Alma waktu pergi nemenin ibu kursus kimono . Sensei Kimono dan teman-teman ibu yang liat Alma pakai jilbab merasa surprise dan bilang "lucu banget yaaa"...Alma seneng dengan jilbabnya, apalagi kalau dipakai di musim dingin begini. Menghangatkan bagian kepala. Makasih ya nek, ya angku.





Tuesday, November 06, 2007

Open House

Akhir-akhir ini aku nggak punya waktu buat nulis nih. Terlalu sibuk dengan urusan-urusan baru. Tapi aku mau coba nyicil cerita ...silahkan di simak (cieee...), tapi nggak maksa loh.

Open House.

Seperti sudah jadi tradisi di keluarga kecil kami, bahwa sejak melewati bulan Ramadhan bersama di Sapporo selalu bikin acara iftar dan open house. Hanya saja tahun ini kami nggak sempat menyelenggarakan iftar di rumah. Aku terlalu sibuk dengan urusan Alma, sementara my hubby semakin sibuk di kampusnya. Walaupun begitu, sempat juga ikut nyumbang makanan iftar di salah satu acara buka bersama warga Indonesia di sini.
Open House tahun ini semakin meriah saja. Apartemen kami semakin dekat dengan pusat kota. Juga dekat dengan mesjid baru di Sapporo yang baru-baru ini diresmikan. Sudah niatan bersama bahwa sepulangnya dari sholat ied, my hubby bertugas menggiring teman-teman ke apartemen kami.
Berhubung tugas masak memasak adalah jadi tanggung jawabku, maka dengan kondisi utama service Alma, urusan belanja bahan makanan diserahkan kepada akang. Sementara itu proses masak memasak sudah aku mulai sejak 3 hari sebelum hari H.

Menu open house kali ini terus terang membuatku bingung. Kenapa bingung?. Karena sebenarnya sejak akhir september lalu di Sapporo ini banyak sekali kegiatan masak memasak. Rasanya semua menu andalan Indonesia sudah kenyang kuicip dan kumasak. Mulai dari gulai kambing, gado-gado, ayam rica-rica, sate madura, rendang ayam, belum lagi berbagai macam dessert ala Indonesia. Masakan-masakan itu ditampilkan pada acara MALAM BUDAYA INDONESIA, yakni acara tahunan yang menampilkan tarian-lagu-masakan dari tanah air. Selain itu ada acara FAREWELL PARTY untuk teman-teman kami yang akan kembali ke tanah air. Pokoknya hampir berminggu-minggu lidahku digoyang dengan menu-menu istimewa masakan negara sendiri.
Setelah berbingung ria, aku memutuskan untuk masak rendang hati sapi (rasa Padang), lontong sayur, candil ubi, dan dessertnya adalah creap isi coktail buah dibalur wheap-cream.


3 hari kerja maraton, sampe Alma pun ikutan bersibuk ria dengan serakan bahan makanan di seputar dapur. Buah apel pun jadi sasaran gigitan Alma..hehehhee. Aku baru tidur jam 4 subuh hari H. Soalnya kerja sambil ngemong baby kan nggak bisa full-time. Sesekali harus diselingi oleh 'nenen time' lah, 'baca buku cerita'lah, belum lagi ganti popok, mandiin Alma, ngajak jalan-jalan, macem-macem deh.

Jam 4 subuh tidur, jam 6 subuh sudah harus bangun. Teler habiiiisss. Tapi untung ada my hubby, kalau nggak aku dah semangat deh. My hubby bertugas me-layout ruangan. Lengkap dengan setting piring2, gelas2 dll. Makasih banyak ya kang....



Jam 10 pagi teman2 berbondong-bondong memenuhi ruangan apartemen kami. Mungkin ada sekitar 30 orang yang datang berkunjung. Tidak hanya orang Indonesia muslim yang datang, ternyata juga ada muslim/mah Jepang & Birma. Sangking penuhnya sampe ada yang harus berdiri di dekat shower room, sementara di luar pintu berjejer rapi barisan sepatu para tamu kami. Seperti jualan sepatu aja deh. Ada teman-teman yang ngunyah makanan nyambi bantu potong lotong, ada juga yang sibuk nyuci2 piring, sementara aku terus pontang panting ngurus makanan. Tanpa mereka aku dah pasti nggak bisa ngehandle semuanya.
Alma udah nggak tau deh diurus siapa (heheheheh). Banyak teman yang sayang ke Alma, makanya dia nggak susah di atur. Apalagi banyak juga anak2 kecil yang diajak orangtuanya ke apartemen kami. Dengan kesibukan pagi itu, aku dan suami nggak sempat nyapa makan pagi. Bahkan akang pun harus pamit kepada para tamunya, karena harus ke kampus dulu. Ada rapat seminar dengan dosennnya. Sepulang dari kampus suamiku akhirnya bisa makan dengan tenang, itupun dengan lauk pauk yang nggak banyak tersisa.


Tapi seneng banget rasanya. Semua teman datang, ada yang bawa tambahan makanan, ada wajah-wajah baru yang baru tiba ke Sapporo, ada wajah-wajah lama yang kelaperan..hehehhe.
Malam harinya silaturahmi masih diteruskan ke sebuah restoran Indonesia. Di sana kami silaturahmi tidak hanya dengan sesama muslim tapi juga dengan non-muslim. Kebanyakan mereka adalah WNI yang menikah dengan orang Jepang.



Di acara itu tidak hanya melanjutkan tradisi lontong, tapi juga ada game. Yakni darts (panah kecil yang dilempar ke sebuah lempengan berangka). Yang menarik dari acara ini, tidak hanya orang dewasa yang ikut serta tapi juga anak-anak termasuk usia balita seperti Alma.

Tentunya dibantu para orang tua, ini untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada para anak. Semua anak dapat ampaw lebaran dari sponspor kami, yakni Pak Sahat. WNI yang menikah dengan wanita Jepang, muslim.

Di lomba ini aku meraih juara 1 (kategori wanita). Padahal seumur-umur aku nggak pernah nyentuh permainan dart ini. Antara malu-malu memulai ampe malu-maluin karena menang terus di babak-babak penyisihan. Hadiahnya: 10 ribu yen!. Mudah-mudahan ini nggak terhitung judi ya. Besoknya aku nraktir my beloving hubby, juga beli hadiah makanan untuk Alma.


Lebaran tahun ini penuh kesan, semoga masih bertemu dengan Bulan Ramadhan tahun depan.