Monday, January 14, 2008

Pengalaman Menyapih yang Indah


Aku mau bagi-bagi cerita tentang proses menyapih anakku Alma yang kini berusia 13 bulan. Terus terang aku nggak nyangka pada akhirnya memilih jalan ini. Ini tidak lain adalah untuk kebaikan bayi yang kini ada dalam kandunganku. Dokter kandungan membolehkan aku tetap memberi ASI kepada Alma hingga usia kandunganku 4 bulan. Secara umum "breastfeeding while bunting" di Jepang tidak dianjurkan. Walaupun sebenarnya aku pribadi inginnya tetap ngasih ASI hingga adiknya Alma lahir. Ini terpikir karena tidak sedikit ibu-ibu jaman sekarang yang memilih tetap menyusui while bunting.

Tapi ternyata niatanku tidak disetujui oleh ibuku. Walaupun aku tidak secara gamblang menyampaikan kepadanya bahwa aku tidak akan menyapih Alma, tapi begitu mendengar bahwa hingga usia kandunganku sudah 3 bulan namun Alma tetap nenen, ibuku gusar sekali. Aku "dipaksa" untuk memberi yang pahit-pahit ke payudara agar Alma berhenti menyusu. Oh tidak!. Sesuatu yang tidak ingin kulakukan. Hatiku menolak, tapi bibirku hanya berdalih masih belum mulai. "Mau nunggu sampai kapan lagi?. Ntar pertumbuhan Alma terganggu loh", begitu kata ibuku.

Aku tidak menyangka harus pada pilihan pahit ini. Aku tidak mau berdebat dengan ibu yang melahirkanku. Bagaimana pun aku merasa modern, tapi beliau lebih senior dalam membesarkan anak. Pengalamanku melahirkan baru juga sekali, menyusui pun baru sekali, sementara sdah 4 anak lahir dari perut ibuku, maka begitupun jumlah menyusui anak-anaknya. Hal bodoh dan tidaklah baik apabila berdebat dengan beliau.

Aku tumpahkan perasaanku kepada suami. Dengan bijak dia berkata:
" Maksud mama, juga ibuku (mertua), pasti bukan buruk. Ini kan untuk kebaikan anak kita yang kedua. Mari kita bertindak adil buat anak kita ini. Waktu mengandung Alma kita perhatikan penuh gizinya, kita pun harus berlaku yang sama untuk calon adiknya".

Kemudian untuk menentukan langkah pasti, aku berdoa dalam-dalam ketika suatu pagi aku sholat dhuha. Mungkin tidak tepat berdoa di kala itu, karena bukan sholat istikharah. Tapi aku yakin Allah swt akan mendengarkan doaku.

"Ya Allah, berikanlah aku petunjuk. Apakah aku harus menyapih Alma atau tidak. Apabila iya, maka permudahlah urusan ini. Begitu juga apabila tidak perlu menyapih, maka berikanlah kebaikan buat aku dan anak-anakku".

Setelah sholat dhuha beres, entah mengapa hingga sore Alma tidak aku susui. Mungkin kebetulan saja?. Hmm..kalau diingat-ingat lagi rasanya siang itu tiba-tiba Alma menjadi suka dengan susu formula/susu kaleng. Padahal dia itu tidak pernah minum susu tambahan, kecuali ASI saja. Ini juga menjadi salah satu alasan kuatku mengapa tidak ingin menyapih Alma. Kalau dia disapih, apalagi tambahan gizinya (diluar makan).

Siang berlalu, malam menjelang. Alma sudah 2 kali minum susu formula. Amazing...perasaanku menjadi ringan. "Kalau begitu coba deh ntar malam juga nggak diberi ASI", begitu pikirku.

Ada lagi satu hal yang membuatku takjub. Yakni jam makan Alma yang tiba-tiba menjadi teratur, begitu juga dengan napsu makannya. Timing yang baik ini membuat Alma kenyang?. Maybe. Karena itu, dia jadi tidak terfikir tentang ASI. Maybe.
********************************

Hari Ke-2
Sambil deg-degan malam pun berlalu berganti menjadi subuh. Jam 4 subuh Alma terbangun. Aku pun jadi ikut tebangun, karena sebenarnya aku nggak bisa tidur. Memikirkan strategi apabila Alma menunjuk-nunjuk tetekku. Alma mulai meringis, menggosok-gosok matanya. Aku tanya: "kakak mau mimim?". Maksudku, mimim itu istilah untuk minum susu. Alma tidak pernah ngedot, tapi hanya minum dengan botol yang bersedotan. Aku bangun dan buatkan sekitar 120 ml. Satu lagi miracle: Alma minum susu yang aku buatkan!. Lalu tidur kembali.
Oooohhh lega banget. Ya Allah swt, Engkau mudahkan segala yang menurutmu baik bagi diriku. Tanpa perlawanan berarti, tanpa harus memberi rasa pahit pada Alma. Hari kedua pun tiba. Alma kuberi susu lagi sekitar jam 8 pagi lalu seperti biasa roti tawar kesukaannya. Siang hari makan plus susu. Tidur siang pun tanpa ada ribut-ribut minta nenen. Jam 3 sore Alma dan aku bangun tidur, lalu Alma kuberi juice dan snack. Ketika makan malam pun semua baik-baik saja. Sebelum tidur malam, Alma kuberi susu kembali. Sebagai ganti nenen, aku bacakan ayat-ayat pendek buat Alma, pengantar tidurnya. Everything is fine, sampai ketika jam 10 malam tiba-tiba Alma terbangun.
Di sini mulai muncul "trouble". Dia keukeuh nunjuk-nunjuk nenen. Aku sedih banget. Aku memeluknya, sambil berusaha menyampaikan kondisi saat ini.

"Kak, di perut ibu ada adek. Jadi kakak nggak usah lagi nenen ya. Kakak mimim aja". Awalnya dia tidak mau tau. Lah iyalah, wong aku ngajak ngobrolnya ketika dia sedang mengantuk. Di tambah pula "kangen" sama kehangatan ASI.

Tapi aku berusaha menyampaikannya lagi. "Ibu tau kakak 'tsurai' (menderita)". Ups, hampir saja kata itu terlontar jelas dari mulutku. Lalu aku sadar, kata-kata "menderita" tidak boleh ada dalam pendekatan ini. Ini bukan peperangan yang menghasilkan penderitaan. Tapi adalah proses ke arah kebaikan. "Kak, kita berdua 'gambaroo' (berusaha bersama)". Itulah kalimat ajaib yang membuatnya berhenti menangis dan kembali tidur.

Sebagai imbal balik karena tidak kuberi lagi ASI, Alma memberiku kesedihan baru. Pada malam pertama dan kedua ini, dia tidur membelakangiku. Tidak berhadap-hadapan wajah. Haaaah, aku harus ikhlas. Toh Alma juga pasti berusaha keras untuk kehidupan barunya.

*******************************

Hari ke 3
Suasana baru sudah terbentuk di antara aku dan Alma. NO BREATSFEEDING ANYMORE. Sayonara for ASI. Alma, begitu sholeha dia. Hanya satu kali saja di menangis merindukan ASI, yakni di malam ke 2. Tetapi tak ada lagi tangisan di malam-malam berikutnya. Ketika tulisan ini aku posting, tepat 7 hari sudah pasca sapih. Alma sudah minum susu tambahan secara teratur. 4 kali sehari. Sekali minum 120 ml. Cukup untuk anak seusia dia.

Makannya pun bagus. Pagi, siang dan malam teratur. Daging, sayur, ikan, buah-buahan, semua bergilir masuk ke perutnya. Hanya saja ada gejala baru. Jumlah BABnya menjadi lebih banyak. Sehari bisa 4 kali. Terus terang ini membuatku gelisah dan dalam waktu dekat aku akan konsultasikan ke dokter anak. Mudah-mudahan ini ada kaitannya dengan perubahan dari ASI ke susu formula.

Ternyata menyapih itu tidaklah sesulit yang aku duga. Tapi ini semua pasti karena kehendak Allah swt. Aku membayangkan akan "bertempur" secara batin dengan Alma. Dia akan menangis setiap malam merindukan nenennya. Karena nenen itu fungsinya tidak hanya sebagai penyalur gizi, tapi juga penenang batin si anak. Lebih jauh dari itu adalah sebagai jembatan hubungan batin ibu-anak. Ketika jembatan itu diputus, terus terang hampa sekali perasaanku. Hanya dukungan suami dan kesholehan Alma-lah yang membantu diriku.
Kini setiap malam ada "live murotal ayat-ayat pendek" dari mulutku untuk Alma, sebagai pengantar tidurnya. Untuk itu setiap hari harus ada ayat baru yang kuhafalkan. Kemudian hal yang menggembirakan adalah setiap malam posisi tidur kami saling merengkuh leher. Alma sering sebelum tidur mengusap-ngusap rambutku, Subhanallah........sepertinya dia memberi semangat buatku ya. Indah..indah.


*****************************

Mengenai ASI pasca penyapihan

Para ibu yang menyapih anaknya pasti akan merasakan sakit yang cukup berat pada payudaranya. Ini karena air susu yang tidak disedot oleh anaknya lagi. Aku pribadi merasakan sakit yang lumayan parah. Bikin badan meriang, ngilu di puting (maaf bukan bermaksud vulgar loh). Punggung pegel banget, belum lagi kepala jadi pusing. Heboh deh.

Hari ke-2 sesudah menyapih itulah puncak rasa sakit. Tersentuh sedikit wuuuuiiih bisa menjerit. Hari ke -3 rasa sakit mulai mereda walaupun payudara masih keras dan sedikit terasa berat. Sedikit demi sedikit payudara akan normal kembali.

Semoga semua ibu yang memutuskan menyapih anaknya bisa menjadikan pengalamanku ini sebagai gambaran. Praying to Allah swt before you decide it to do. Do it for the best, Inshaa Allah.


Saturday, January 05, 2008

My Hubby: auction.......

Minggu 6 Jan, ampir siang hari.

Aku lagi masak sarapan plus makan siang (branch...wehehehe..maklum pada bangun telat). Alma lagi asyiik dengan kunyahan ini itu (dia sih dah cakep, dah mandi, dah rapi).
Suamiku masih berpajama-ria, mulai ngajak Alma belajar pakai flash card. Alma anteng aja deket babehnya. Sambil kunyah-kunyah dia menatap kartu bergambar yang diperlihatkan ke hadapannya.
15 menit sesudah itu, my hubby tiba-tiba nyeletuk.
K(ang) D(iky): Apa minta tolong ke Angki ya?
(Angki itu nama temannya yang ada di Amerika).
Aku (menoleh dari sayur mayur yang lagi dipotong): minta tolong apa kang?. Info untuk ke Amrik?.
KD : Eh bukan. Minta tolong beliin buku cerita anak2.
Aku, mengerinyit. Hh?? tumben nih??
KD : Buku cerita Alma kan itu itu aja, trus dia dah kenal betul isinya, jadi menurut akang perlu ditambah dengan buku baru.
Aku : Ooooo.....(mulai paham).
Aku : boleh juga tuh, tapi shipping-feenya pasti mahal.
Aku : atau palingan bakal disaranin kita liat Amazon.
KD : hmmm....
KD : Atau ke Wulan ajah ya?
(Wulan itu sahabatku yang kini menetap di Wales, Inggris).
Aku : Ya..ya bisa ajah. Pasti Ayu (panggilannya) bakal senang. Dia kan bisa milihin buku2 yang lagi in dan cocok buat ALma. Tapi...ntar transfer uangnya gimana ya??.
KD : diam...no idea.
Aku : Kenapa nggak liat auction ajah kang. Opi (nama kecilku) biasa juga begitu. Buku yang sekarang kita punya juga kan dari auction. Ternyata isi buku ceritanya bagus kan ya, trus banyak (30 buah buku) plus ongkos kirim juga hanya kena dosmetic-charge. Pasti jatuhnya lebih murah. Emang sih nggak semua hard-cover, tapi Alma ternyata suka semua isinya.
KD : Iya ya...
Kemudian tangannya mulai membuka laptop yang ada disampingnya. Tak berapa lama hubbyku dah ngotak ngatik halaman auction. Hihihihi....sekarang giliran suamiku yang mulai jadi penggemar auction. Serius banget gaya hubbyku ngeliatin item-item yang ditawarkan hari ini.
KD : Nggak ada yang bagus tuh. Rata-rata cuma nawarin 1 biji buku. Rugi kali ya kalo beli cuma 1 buku.
Aku : Iyalah. Mungkin lagi kosong bukunya.
Aku: Coba deh akang liat yang bagian buku cerita berbahasa Jepang. Koleksi kita kan masih sedikit. Untuk refreshing Alma juga. Jangan yang bahasa Inggris mulu.
(Sejak pertengahan november, dimana tiap hari salju turun dan menutup ruas jalan, aku berhenti pergi pinjam buku ke perpus. Biasanya 2 minggu sekali pasti ganti buku untuk Alma).
KD : Ok, sekarang mau liat dulu.
Dari sekian menit utak-atik tawaran item buku yang dipajang di layar auction, akhirnya kami berhasil membeli 53 buah buku cerita anak berbahasa Jepang. Isi bukunya agak-agak berbau ilmu pengetahuan. Jadi nggak sekedar cerita biasa. Biasanya setelah berhasil membeli, akan datang pemberitahuan dari pemilik buku. Dari sana akan terjadi surat-menyurat mengenai perkenalan singkat antar penjual dan pembeli. Lalu harga kirim akan ditentukan oleh penjual, dan kewajiban pembeli adalah mentransfer uang. Kali ini hubby yang beli, so hubby yang bayar (heheheh). Cara pembayaran adalah lewat post. Lebih murah dan tidak kena biaya kirim.
Sejak menerapkan sistem Home Schooling di rumah, kami berdua sepakat untuk terus meningkatkan fasilitas bermain dan belajar Alma. Kalau melihat "kehausan" Alma dalam membaca buku, kami semakin yakin bahwa sistem HS ini memang bagus buat Alma. Akhir-akhir ini kami kewalahan dengan permintaan Alma yang ingin dibacakan buku cerita or diperlihatkan kartu-kartu bergambar. Pagi, siang dan malam sebanyak 3 kali Alma tidak pernah bosan duduk manis di pangkuan suamiku sambil mendengarkan kalimat2 yang keluar dari mulut ayahnya. Kadang kalo kita yang kecapean baca buku, Alma mandiri ngebuka-buka halaman bukunya. 30 buku yang aku pernah beli tidak pernah membuatnya bosan. Subhanallah. Semoga bermanfaat buatmu kelak ya nak............

Weekend yang sebentar lagi berakhir

7 hari berlibur akhir dan awal tahun bersama suami memang saiko!!(incredible). Banyak banget kenangan indah dan menyenangkan bertambah. Aku makin tau kalo akang tuh orangnya perhatian banget ke istri. Hampir tiap hari akang beberes rumah, nanya kondisiku apalagi dikala mual dan pusing, selalu kontinyu ngasih "brain-strom" ke Alma lewat pelajaran2 HS (see: Home Schooling-latar belakang, crita di bln des 2007), macem-macem deh. Setiap jalan2 keluar rumah pasti akang yang gendong Alma, biar aku tidak terbebani...itu kata akang. Jangan ditanya soal ngejajanin celana dan lunch/dinner di resto-resto baru. Istilah akang: mari kita meng-x-plore resto baru!. Akang yang awalnya anti ke resto-sushi, dalam 7 hari aja udah 2 kali makan sushi bareng aku dan Alma. Gimana coba nggak seneng!. Berarti kan hubby tuh berusaha banget mengenal "duniaku". Berusaha jadi patner yang baik. Akang juga pernah masakin aku gulai kambing ketika aku lagi "mabok" berath. Padahal akang tuh nggak bisa masak. Ketika aku puji bahwa gulainya enak, dia hanya bilang: ah itukan karena di pandu ama Opi.....seneng luar biasa aku.

Hari ini (sabtu tgl 5), kami pergi cek our new baby. Alhamdulillah dah makin besar, jadi 2 cm. Usia kandunganku kini 9 minggu 2 hari, sedangkan rencana lahiran diperkirakan tgl 7 agustus thn ini. Kepala, jantung dan body janin kami udah mulai gerak2. "Genki yo" (sehat kok babynya), begitu kata Nagashima sensei. Kami berdua luar biasa seneng, soalnya kami sangat menanti pertemuan dengan our second child. Sang kakak aja udah bikin kita kadang berharu biru, kadang terpingkal-pingkal ama tingkah lakunya, apalagi ntar nambah satu lagi yang pasti unpredictable. Seperti biasa akang yang bertugas merumuskan calon nama, sedangkan aku sebagai ideator sajah. Aku yang mikirin arti nama anak dan ntar akang yang utak-atik pake rumus pribadinya...hehehe...dag dig dug...seperti apa ntar jadinya.
Hari ini setelah urusan cek usg bayi beres, kami ngendon di resto sushi. Aku lagi pengen makan yang seger-seger. Lumayan juga enjoy makan berdua. Kemarin2 ke sini makan bareng beberapa orang teman. Jadinya rame di ngobrol, tapi nggak berasa makan. Malam harinya aku bikin batagor...hmm..nyummy. Nah, pas kita lagi menikmati batagor made in sendiri, tiba-tiba Alma berdiri tegak dan doski mulai mencoba berdiri tanpa bersandar. Lamaaa deh dia berdiri, berkali-kali. Doski juga sempat melangkah 2 step tanpa pegangan. Otomatis kami kasih applause dan suitan penyemangat buat Alma. Waaaahhh mungkin ini tanda-tanda dia mulai berjalan. Semoga setiap hari ada kemajuan ya nduuukkkkkkk............
Itu ajah crita weekend yang menyenangkan. Tinggal 1 hari lagi bareng hubby sebelum dia mulai dengan rutinitasnya. Pergi pagi pulang diatas jam 9 malam. Aku pasti akan kangen dengan kebersamaan kita 24 jam x 8 hari. Thank you ya kang dah manjain aku dan Alma. Semoga service balik dariku akan jauh lebih baik.....