Dear all,
Di usiaku ke 32 ini, alhamdulillah aku mendapat amanah dari Allah swt, yakni bisa merasakan kehamilan yang pertama. Usia kehamilanku kini sudah berjalan 7 bulan. Rencana lahiran bulan 12, perkiraan tanggalnya adalah tanggal 15.
Sejak hamil di sini, yang terasa adalah jauh dari sanak saudara, terutama ibu, ibu mertua dan kakak perempuanku yang sudah berputri. Juga dari teman-teman semasa masih kerja di Jakarta, yang merupakan sarang ilmu dan informasi. Termasuk seputar kehamilan.
Kehamilanku kali ini dinikmati langsung oleh aku dan suami--berdua saja, dengan catatan dan janji bahwa kami akan bahu membahu dalam menghadapi kelahiran buah hati yang diidam-idamkan.
Berhubung kehamilan pertama, jelas aku khawatir. Seperti merasa di lingkungan yang baru, nggak tau mesti ngapain. Kalau ada ibu-kakak, mungkin udah diberi saran ini itu yaa...Mungkin akan dimasakin makanan yang enak-enak yaa....mungkin akan diperhatikan sedemikian rupa yaa....Nah kalo di sini (di Sapporo-Hokkaido Jepang), semuanya harus diusahakan sendiri.
Dalam pencarian pemecah kekhawatiran, aku tetap mengumpulkan informasi 'know how' kehamilan di kota tempat tinggalku. Akhirnya aku bisa collected info-info seperti dibawah ini:
1. Di kota ku ada fasilitas kelas maternity, yakni kelas untuk ibu hamil.
Kelas ini merupakan salah satu program dari divisi Insurance and Health per kelurahan (di sebut 'ku'). Siapa pun bisa ikut program ini--gratis pula. Infonya bisa diperoleh di setiap kelurahan.
Aku ikut kelas ini dibulan July. Pertemuannya sih cuma 4 kali, jadi 1 kali dalam seminggu. Di kelas yang aku ikuti, jumlah pesertanya kurang lebih 30 orang (ibu hamil!!!!..heheh). Usia kehamilannya macem-macem. Ada yang masih bulan ke 3, ada yang udah bulan genting...(hihih..nekad banget). Semuanya orang Jepang, cuma aku yang non-japanese. Langsung keliatan deh aku itu orang asing, soalnya begitu hari pertama masuk kelas ini cuma aku yang berjilbab...heheh....pokoknya lain sendiri deh. Kelas ini diselenggarakan pake bahasa jepang, tanpa penterjemah. Karena itu, ibu-ibu WNI dan teman-teman orang asing yang aku kenal ,yang hamil dan melahirkan di sini nggak ada yang ikutan kelas ini...Alhamdulillah bahasa Jepang sudah bukan kendala bagiku.
Terus...di kelas ini semua ibu hamil diajarin:
* perkembangan bayi dalam perut
* seputar gizi ibu hamil yang baik
* seputar masalah gigi selama kehamilan (kayak aku ada masalah ama gusi..berdarah mulu setiap gosok gigi).
* seputar persiapan melahirkan (rumah sakit, dll)
* latihan pernafasan
* latihan mandiin bayi (nggak beneran...cuma boneka seberat bayi baru lahir)
* dll
Ada buku pelajarannya. Jadi bisa dibaca di rumah. Ada denger crita dari ibu-ibu yang baru melahirkan...pada bawa bayinya yang baru usia 1 bulan...duuhhh...kiyut habis deh.
Ada 1 kali pertemuan yang dikhususkan untuk calon ayah. Jadi para suami ikut. Di kelas itu para suami belajar mandiin bayi, di pasang film betapa pentingnya men-support ibu hamil, nyobain jaket hamil (biar tau rasanya perut lagi hamil itu beratnya kayak apa...hehe), dan ada cek nafas (untuk perokok).
Kelak..bila aku dan rekan-rekan di kelas ini udah melewati proses melahirkan, maka kami akan diundang untuk reuni dan tukar pengalaman dengan ibu-ibu hamil berikutnya.
2. The child allowance grant.
Kalo pinjem istilah teman-teman di sini yang anak-anaknya lahir di Jepang, allowance ini disebut 'hadiah'. Setiap kelahiran anak di Jepang, maka akan diberi sumbangan (?) uang dari pemerintah Jepang sebesar 300 ribu yen lebih (kaliin 70 rupiah yaaa). Mulai bulan Oktober ini ada kenaikan jumlah hadiah, menjadi 350 ribu yen (26 jt rp). Nggak pandang bulu, siapa aja. Ini bagian dari proses setelah seorang anak lahir (termasuk yang meninggal di perut ibunya setelah usia 3 bulan kehamilan).
Program sumbangan or hadiah ini adalah bagian dari program Kokumin Kenko Hoken -KOKUHO (asuransi kesehatan masyarakat di Jepang). Jadi, bagi yang memiliki asuransi KOKUHO, otomatis akan mendapatkan hadiah 300 ribu yen ini. Tapi dengan catatan, di proses dengan jelas. Proses yang aku maksud adalah ngelapor ke kantor kelurahan tentang kelahiran anak kita. Ntar,ngisi formulir--termasuk nyantumin no rekening orang tua. Lah, kalo nggak jelas mau ditransfer kemana tuh uangnya....???
3. Free health check up untuk ibu hamil
Ini diselenggarakan sama dengan di tempat no 1. Tapi ini berlaku untuk ibu hamil yang tercatat tidak perlu bayar pajak. Misalnya, seperti suamiku. Dia berstatus mahasiswa asing, jadi bebas pajak penghasilan. Nah, aku-istrinya-bisa dapat cek USG gratis....kalo di rumah sakit biasa bayarnya sekitar 4000 yen (= 280,000 rupiah). Cek gratis ini nggak hanya cek kehamilan loh, juga cek gigi. Buat yang berminat boleh datang, dengan membawa bukti bebas pajak pribadi or suami.
4. Bayar uang bersalin murah.
Umumnya di Jepang biaya bersalin itu seputar 300 ribu yen (= 21 jt rp). Kalau ceasar lain lagi hitungannya..tapi nggak terlalu beda. Yang membedakanbesar kecilnya jumlah biaya bersalin adalah, biaya nginep di rumah sakit before and after bersalin.
Nah, buat calon orang tua yang bebas pajak penghasilan tadi (coba tengok lagi critaku no 3), bisa mengajukan permohonan keringanan biaya bersalin. Dengan permohonan ini, biaya bersalin bisa jadi hanya membayar minimal 50 ribu (3,5 jt rp). Paling mahal pun 100 ribu yen ( 7 jt rp). Sistem ini disebut 'JOSAN SEIDO'. Tapi rumah sakit bersalinnya ditentukan loh....di kotaku ada sekitar 4 rs bersalin yang ditunjuk oleh pemda setempat untuk menjalankan program ini.
Demikian sahabat critaku seputar kehamilan di sini...(bukan crita keseharian-ku selama hamil sih...tapi yang berhubungan dengan proses kehamilan dan melahirkan di sini).
Semoga bermanfaat buat teman yang tinggal di Jepang juga.